Ternyata melukis menimbulkan gairah dan semangat hidup sohibku karena saat kami berbicara melalui tilpon sohibku nadanya gembira dan bersemangat kalau bicara tentang lukisan. Â
Beberapa karya lukisannya diberikan  kepadaku dan  kusimpan ,  impianku kalau sudah punya rumah sendiri akan ku pigora dan kugantungkan di rumahku dengan diberi pencahayaan yang cukup aku membayangkan betapa indahnya lukisan lukisan karya sohibku tersebut untuk dinikmati.
Sohibku menikah dengan seorang gadis asli Mataram dan  mempunyai 2(dua) anak,perjodohan dengan isterinya  dibantu  oleh salah satu  tokoh masyarakat setempat kemudian dinikahkan  di KUA, resepsi pernikahannya dilaksanakan secara sederhana  dengan mengundang tetangga terdekat dirumah kakaknya  untuk makan Bersama.
Sohibku mempunyai cara tersendiri untuk mengatasi masalah keluarganya, bila kesulitan  keuangan, isterinya Kembali ke orang tuannya dan sohibku masih tinggal dengan kakaknya.Â
Sohibku tidak pernah mengeluh atau menyalahkan nasib dalam menghadapi kehidupan. Dijalaninya dengan ikhlas,  bila aku  berbicara lewat  telepon  dengan sohibku, tidak pernah menceritakan kesulitannya , masih bisa tertawa tawa dan malah  memberikan nasihat nasihat kepada saya seperti jaman SMA dulu untuk menghadapi  hidup dengan sederhana dan realistis
Setelah pensiun dari Rumah Sakit , sohibku berjualan ikan hias dipinggir jalan . Kami masih sering berkomunikasi melalui tllpon jadulnya yang kadang kadang baterenya mati sendiri, kami masih bisa cerita cerita masa lalu kita dan tertawa  gembira. Hidup ini  dapat dilalui dengan sederhana dan gembira . Inspiring true life,  Jakarta coffe house  Menteng pukul 15.00wib.