Pernikahan adalah hubungan antara wanita dan pria yang membuat sebuah komitmen personal dan legal untuk hidup sebagai suami dan istri dengan menerima tanggung jawab dan memainkan peran sebagai pasangan yang telah menikah, dimana didalamnya terdapat hubungan seksual, keinginan mempunyai anak dan menetapkan pembagian tugas antara suami istri. Ini menunjukan bahwa Pernikahan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan sosial dan demografi suatu negara. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pernikahan sepertinya bukan lagi prioritas di Indonesia. Saat ini Indonesia menghadapi tantangan terkait penurunan angka pernikahan. Fenomena ini tentu saja menimbulkan risiko secara khusus terkait dengan populasi penduduk. Dikhawatirkan merosotnya angka pernikahan akan mempengaruhi anjloknya angka fertilitas di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) angka pernikahan terus mengalami penurunan dalam beberapa tahun belakangan ini. Penurunan paling drastis terjadi dalam kurun waktu 3 tahun belakangan ini. Pada tahun 2021, tercatat 1.742.049 pernikahan, kemudian turun menjadi 1.705.348 pada tahun 2022, dan 1.577.255 pada tahun 2023. Penurunan ini mencerminkan perubahan dalam kondisi sosial-ekonomi, norma-norma sosial, dan tren demografis di Indonesia.
Â
Dalam artikel ini, kita akan membahas imbas yang ditimbulkan oleh merosotnya angka pernikahan terhadap populasi penduduk di Indonesia.
1. Â Â Dampak terhadap Pertumbuhan Penduduk
Meskipun terjadi penurunan angka pernikahan, penting untuk dicatat bahwa populasi Indonesia masih terus tumbuh setiap tahun. Artinya, penurunan angka pernikahan tidak secara langsung berdampak pada penurunan populasi. Meskipun begitu, penurunan ini dapat berdampak pada pertumbuhan penduduk secara keseluruhan.
2. Â Â Perubahan Struktur Penduduk
Penurunan angka pernikahan juga dapat menyebabkan perubahan dalam struktur penduduk. Dengan menurunnya angka kelahiran akibat penurunan pernikahan, struktur usia penduduk dapat berubah. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan jumlah populasi lanjut usia dan penurunan jumlah populasi usia muda. Perubahan ini perlu diperhatikan dalam perencanaan pembangunan dan kebijakan sosial.
3. Â Â Dampak Ekonomi
Dampak ekonomi juga dapat terjadi akibat penurunan angka pernikahan. Menurunnya populasi usia kerja sebagai akibat dari penurunan angka pernikahan dapat mempengaruhi perekonomian negara. Jumlah pekerja produktif dapat berkurang, yang pada gilirannya dapatmempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
4. Â Â Tantangan Sosial dan Keseimbangan Kependudukan
Selain itu, penurunan angka pernikahan juga dapat menimbulkan tantangan sosial dan keseimbangankependudukan. Keseimbangan antara generasi muda dan lansia dapat terganggu, dan ini dapat menimbulkan tantangan dalam menyokong populasi yang semakin menua. Perlu adanya kebijakan yang tepat untuk mengatasi tantangan ini dan menjaga keseimbangan demografi.
Â
Kesimpulan
Merosotnya angka pernikahan di Indonesia memiliki dampak yang signifikan terhadap populasi penduduk. Meskipun penurunan ini tidak secara langsung mengakibatkan penurunan populasi, tetapi dapat berdampak pada pertumbuhan penduduk secara keseluruhan, perubahan struktur penduduk, dampak ekonomi, serta tantangan sosial dan keseimbangan kependudukan. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian dan kebijakan yang tepat untuk mengatasi dampak negatif ini dan memastikan keberlanjutan pertumbuhan penduduk Indonesia.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H