Mohon tunggu...
luis andrew abraham
luis andrew abraham Mohon Tunggu... Mahasiswa - “Education is the most powerful weapon which you can use to change the world” – Nelson Mandela.

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bruner's Spiral Curriculum

5 November 2021   10:57 Diperbarui: 5 November 2021   11:11 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bruner dalam proses perkembangan kognitif juga beranggapan bahwa anak secara perlahan dan terus menerus mengorganisasi lingkungannya ke dalam berbagai unit yang bermakna. Hal ini juga disebut oleh Bruner sebagai proses konseptualisasi dan kategorisasi konsep yang tersusun dalam memori. Terdapat empat manfaat dalam kategorisasi konsep, yaitu meminimalisasi kompleksitas yang ada dalam lingkungan, mempermudah manusia untuk mengingat dan mengenali kembali objek serta peristiwa yang ada dalam lingkungan, menghindarkan pemborosan waktu dan sumber yang dibutuhkan dalam belajar, serta memberikan petunjuk terhadap alat atau perlengkapan yang dibutuhkan.

Bruner mengembangkan suatu kurikulum yang disebut sebagai spiral kurikulum. Spiral kurikulum merupakan kurikulum yang dikembangkan berdasarkan proses kemampuan yang bergerak dari proses kemampuan yang sederhana kepada proses kemampuan yang lebih tinggi. Pada prakteknya, pelajaran yang diajarkan kepada anak akan mengalami peningkatan secara secara bertahap pada tingkat kesulitannya. Serta pada cara mengajarnya lebih ditekankan pada bagaimana dapat mengarahkan anak untuk mampu memecahkan masalah sendiri.

Bruner memberikan saran kepada guru dalam menjalankan tugasnya untuk menekankan discovery dan inquiry. Bruner berpendapat bahwa guru harus berperan sebagai fasilitator bukan sebagai penyampai pengetahuan. Guru harus mampu menstimulasi proses belajar dengan mengatur lingkungan belajar yang menantang siswa untuk memecahkan masalah. 

Guru perlu menyediakan berbagai bentuk lingkungan dan sumber belajar. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan sistem berpikir dengan struktur enactive, iconic, dan symbolic. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya. Guru perlu memonitor kualitas proses belajar yang sedang berlangsung. Pada akhirnya apabila telah terjadi peningkatan, maka guru perlu melakukan revisi tingkat kesulitan proses belajar ke arah yang lebih tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun