Mohon tunggu...
luis andrew abraham
luis andrew abraham Mohon Tunggu... Mahasiswa - “Education is the most powerful weapon which you can use to change the world” – Nelson Mandela.

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bruner's Spiral Curriculum

5 November 2021   10:57 Diperbarui: 5 November 2021   11:11 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jerome Bruner merupakan seorang psikolog berkebangsaan Amerika yang berkontribusi dalam dunia pendidikan. Bruner berperan penting dalam mengembangkan teori belajar kognitif. Bruner lahir pada 1 Oktober 1915 di Kota New York dan meninggal pada 5 Juni 2016. Bruner sendiri merupakan seorang peneliti senior di Fakultas Hukum Universitas New York.

Bruner berpandangan bahwa proses perkembangan kognitif berlangsung sejalan dengan perkembangan anak. Perkembangan kognitif merupakan perkembangan kemampuan berpikir yang berlangsung secara setahap demi setahap. Bruner juga menggunakan prinsip dasar dari Piaget, dimana anak harus berperan secara aktif dalam proses belajar. 

Setidaknya Bruner dan Piaget memiliki beberapa kesamaan dalam pandangannya tentang perkembangan kognitif anak. Beberapa kesamaan tersebut diantaranya adalah meyakini bahwa anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang alami, kognitif anak berkembang dari waktu ke waktu, anak-anak sudah beradaptasi untuk belajar, serta perkembangan kognitif memerlukan akuisisi symbol.

Di sisi lain Bruner memiliki pandangan yang berbeda dengan Piaget dalam hal pengembangan sebagai proses berkelanjutan bukan serangkaian tahapan. 

Bruner juga berpandangan bahwa perkembangan Bahasa merupakan penyebab dan bukan konsekuensi dari perkembangan kognitif. 

Keterlibatan orang dewasa atau orang yang lebih mampu bagi Bruner dapat membuat sebuah perbedaan yang besar. Bruner juga berpandangan bahwa perkembangan kognitif dapat dipercepat tanpa perlu menunggu anak siap terlebih dahulu.

Bruner dalam penelitiannya mengenai evolusi perkembangan manusia menemukan tiga bentuk sistem berpikir pada manusia yang menstruktur kemampuannya dalam memahami dunia sekitar. 

Respon yang muncul saat berinteraksi dengan lingkungan sekitar dapat berupa gerakan motorik, imajinasi dan persepsi tentang lingkungan, serta melalui cara yang mewakili imajinasi dan persepsinya. Ketiga sistem berpikir manusia tersebut disebut sebagai Enactive Representation, Iconic Representation, dan Symbolic Representation

Enactive Representation merupakan cara yang digunakan anak dalam membangun kemampuan kognitifnya atau kemampuan berpikirnya melalui pengalaman empirik atau pengalaman nyata. Sistem berpikir ini berbasis pada tindakan serta pengetahuan yang dipelajari secara aktif melalui melakukan sesuatu (learning by doing). 

Contohnya adalah anak dapat mengerti nama suatu makanan apabila makanan tersebut ditunjukkan kepadanya serta disebutkan namanya. Iconic Representation merupakan kemampuan manusia dalam menyimpan pengalaman empirik di dalam ingatanya. Sistem berpikir ini berbasis gambar serta pengetahuan diwujudkan dalam bentuk bayangan visual atau gambar. 

Contohnya adalah anak dapat menyebutkan nama benda yang ditampilkan melalui gambar. Symbolic Representation merupakan kemampuan manusia dalam memahami konsep dan peristiwa yang disajikan melalui bahasa. Sistem berpikir ini berbasiskan pada Bahasa, dimana pengetahuan dapat diwujudkan dalam bentuk simbol-simbol abstrak. Contohnya adalah penggunaan huruf atau lambing dalam suatu pembelajaran.

Bruner dalam proses perkembangan kognitif juga beranggapan bahwa anak secara perlahan dan terus menerus mengorganisasi lingkungannya ke dalam berbagai unit yang bermakna. Hal ini juga disebut oleh Bruner sebagai proses konseptualisasi dan kategorisasi konsep yang tersusun dalam memori. Terdapat empat manfaat dalam kategorisasi konsep, yaitu meminimalisasi kompleksitas yang ada dalam lingkungan, mempermudah manusia untuk mengingat dan mengenali kembali objek serta peristiwa yang ada dalam lingkungan, menghindarkan pemborosan waktu dan sumber yang dibutuhkan dalam belajar, serta memberikan petunjuk terhadap alat atau perlengkapan yang dibutuhkan.

Bruner mengembangkan suatu kurikulum yang disebut sebagai spiral kurikulum. Spiral kurikulum merupakan kurikulum yang dikembangkan berdasarkan proses kemampuan yang bergerak dari proses kemampuan yang sederhana kepada proses kemampuan yang lebih tinggi. Pada prakteknya, pelajaran yang diajarkan kepada anak akan mengalami peningkatan secara secara bertahap pada tingkat kesulitannya. Serta pada cara mengajarnya lebih ditekankan pada bagaimana dapat mengarahkan anak untuk mampu memecahkan masalah sendiri.

Bruner memberikan saran kepada guru dalam menjalankan tugasnya untuk menekankan discovery dan inquiry. Bruner berpendapat bahwa guru harus berperan sebagai fasilitator bukan sebagai penyampai pengetahuan. Guru harus mampu menstimulasi proses belajar dengan mengatur lingkungan belajar yang menantang siswa untuk memecahkan masalah. 

Guru perlu menyediakan berbagai bentuk lingkungan dan sumber belajar. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan sistem berpikir dengan struktur enactive, iconic, dan symbolic. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya. Guru perlu memonitor kualitas proses belajar yang sedang berlangsung. Pada akhirnya apabila telah terjadi peningkatan, maka guru perlu melakukan revisi tingkat kesulitan proses belajar ke arah yang lebih tinggi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun