Berjalan aku keluar gereja, ternyata disediakan lappet dan bandrek, langsung saja kugas dan kusantap, hehehe. Bertemu teman yang diperantauan semakin meyurutkan rasa rinduku. Ngobrol dengan ceria.
Sesaat setelah itu, aku kembali ke parkiran, dan mengambil sepeda motor, kuberi uang parkir kepada petugas parkir, menghargai jerih payah mereka menjaga kendaraan ini. Kupacu kendaraan ini mengelilingi seluk beluk kota" kopi ". Perlahan dengan kecepatan rata-rata 20km/jam, kunikmati momen jalanan dan sekeliling.
Dari tadi kuperhatikan, tidak ada yang membunyikan petasan atau mercun roket, sudah setengah jam aku keliling keling, dan sekarang sudah jam sebelas malam. Senyaplah kota kecil ini. Tidak menarik. Padahal tahun lalu, masih perayaan malam natal aja di gereja, sudah semangat orang orang, membunyikan petasan. Bukannya mau gimana, biar mantap dan greget aja gitu, (Â :v ) . Biar terhibur dengan ornamen cahaya dan ledakan mercunnya
Ya, udah, balik aja aku kerumah. Bersalam dan berucap selamat natal dengan keluarga. Lalu ku nyalakan tv dan kunikmati acara natal di tv lokal. Ada yang nyiarkan prosesi malam natal, kecerian dan berbagi kasih natal, film berkisah natal, kilas balik masuknya agama katolik dan kristen ke nusantara. Serulah.
Dan kepada sobat pembaca . . . . . .
Natal merupakan saatnya berbagi hati dengan cinta dan kasih sayang. Natal merupakan saat untuk memberi dan menerima berkat. Saatnya bagi kita berbahagia, karena penyelamat kita sudah lahir. Semoga terang Natal akan tinggal di hati kita dan menjadi terang bagi keluarga. Serta sesama. Selamat Natal dan tahun baru.
Sidikalang, 24 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H