Setiap keputusan yang diambil oleh pemimpin pembelajaran pasti akan berdampak pada masa depan murid, ataupun dampak jangka pendek. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemimpin pembelajaran mempengaruhi kehidupan dan masa depan murid. Keputusan yang tepat akan memberikan peluang lebih baik kepada murid untuk berkembang secara optimal. Maka dari itu, sangat penting sebuah keputusan didasarkan pada keberpihakan terhadap murid. Selain itu, bila kita ingat lagi dalam modul 3.1 kita mempelajari tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Jika di hubungkan dengan kutipan dari Georg Wilhelm Frierich Hegel maka yang dapat saya simpulkan adalah pendidikan adalah jembatan yang mampu mengantarkan manusia, utamanya murid menjadi individu yang memegang teguh etika sebagai landasan berprilaku, bukan tenggelam dalam dilemanya. Nilai-nilai kebajikan membuat manusia berprilaku etis, tentunya bila ia meyakini dan berpegang teguh padanya. Kutipan ini juga menekankan bahwa proses pembelajaran harus berorientasi pada pengembangan manusia secara keseluruhan, bukan hanya pada aspek intelektual. Dalam modul pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan, kita harus memastikan bahwa peserta didik tidak hanya belajar tentang prinsip-prinsip etis, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara keseluruhan, kutipan ini mengingatkan bahwa tujuan utama pendidikan adalah menghasilkan individu yang berperilaku etis dan memiliki nilai-nilai kebajikan yang kuat, tentunya juga mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab berdasarkan nilai-nilai kebajikan di masa kini dan di masa depan.
Kesimpulan Modul dengan Keterkaitan dengan Modul Sebelumnya
Seorang pemimpin pembelajaran harus belajar membuat keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan dan juga berpihak pada murid. Sebaiknya, pengambilan keputusan hendaknya didasari atas nilai - nilai kebajikan universal dengan mempertimbangkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan sehingga menghasilkan keputusan yang berpihak pada siswa. Kemudian, dapat saya simpulkan 5 poin kesimpulan sebagai berikut.
1. Pengambilan keputusan harus didasarkan pada filosopi KHD dengan Patrap Trilokanya (Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani)
2. Untuk menjalankan peran guru sebagai pemimpim pembelajaran, dalam pengambilan keputusan hendaknya harus menerapkan nilai nilai guru penggerak dan nilai kebajikan
universal. 3. Dengan meyakini nilai kebajikan universal, keputusan yang diambil akan berdampak pada visi sekolah serta kebutuhan dasar siswa.
4. Untuk mendapatkan keputusan yang berdampak pada siswa, guru harus menerapkan keterampilan sosial emosional yang maksimal.
5. Selain keterampilan sosial emosional, paradigma coaching juga bisa diterapkan guna mengambil keputusan yang dianggap terbaik dari sekian solusi yang ada. Selanjutnya, keputusan yang telah ditetapkan akan direfleksikan dengan 9 langkah pengujian keputusan.
Pemahaman Konsep dan Hal-hal Diluar Dugaan
Saya cukup memahami materi pada modul ini, sehingga pada proses penerapannya sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan adalah bahwa pengambilan keputusan adalah sebuah keterampilan yang bukan hanya didasarkan pada pemikiran dan pertimbangan semata, namun terdapat paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan, agar keputusan yang diambil tepat sasaran dan bermanfaat untuk orang banyak. Tidak ada keputusan yang benar atau salah, yang ada hanya bagaimana keputusan tersebut efektif dan berpihak bagi siswa sendiri
Pengalaman Sebelum Mempelajari Modul 3.1