Tantangan dalam Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan terhadap kasus dilema etika, terkadang muncul tantangan-tantangan yang berasal dari lingkungan sekitar. Salah satu contoh, adalah terdapat beberapa kelompok-kelompok kecil guru di sekolah. Kelompok ini kemungkinan terjadi berdasar unsur kedekatan dan memiliki kecendurungan pandangan yang sama. Tentu ini memiliki kaitan dengan paradigma individu vs kelompok (atau lebih khususnya kelompok kecil vs kelompok besar). Menghadapi dilema etika memerlukan refleksi mendalam, penilaian nilai-nilai yang relevan, dan sering kali, diskusi dengan orang lain untuk mengeksplorasi berbagai perspektif. Ini juga melibatkan pertimbangan tentang prinsip moral yang mendasari keputusan serta dampak jangka panjang dari tindakan yang diambil. Selain itu, tantangan dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika erat kaitannya dengan paradigma dilema etika. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup.
Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:
1. Individu lawan kelompok (individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Pengaruh Pengambilan Keputusan dengan Pembelajaran Murid
Dengan pengambilan keputusan yang tepat, akan berpengaruh pada strategi pembelajaran yang akan diterapkan, memperhatikan kekuatan kodrat yang dimiliki murid, pembelajaran memenuhi kebutuhan belajar murid. Pengambilan keputusan dalam pendidikan dapat sangat memengaruhi apakah pengajaran yang diberikan benar-benar memerdekakan murid. Untuk mencapai pembelajaran yang memerdekakan, penting untuk mempertimbangkan pendekatan yang inklusif dan adaptif:
1. Pendekatan Diferensiasi: Menyusun kurikulum dan metode pengajaran yang dapat disesuaikan dengan berbagai gaya belajar dan tingkat kemampuan murid. Ini memastikan setiap murid mendapatkan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
2. Fokus pada Keterampilan Kritis dan Kreatif: Mengutamakan pengajaran yang mendorong keterampilan berpikir kritis dan kreatif, bukan hanya hafalan. Ini memfasilitasi kemampuan murid untuk berpikir secara mandiri dan mengambil keputusan.
3. Keterlibatan Murid dalam Proses Pengambilan Keputusan: Melibatkan murid dalam merencanakan tujuan pembelajaran dan metode yang akan digunakan, sehingga mereka merasa lebih berdaya dan terlibat dalam proses belajar.
4. Evaluasi Berkelanjutan: Menggunakan berbagai metode evaluasi untuk memahami kemajuan dan kebutuhan individu murid secara menyeluruh. Ini membantu dalam menyesuaikan pendekatan pembelajaran agar sesuai dengan potensi masing-masing murid.
5. Pengembangan Profesional Guru: Memberikan pelatihan yang berkelanjutan kepada guru untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam mengajar secara inklusif dan memanfaatkan berbagai teknik pengajaran yang efektif.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, keputusan pendidikan dapat diarahkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih memberdayakan dan responsif terhadap kebutuhan unik setiap murid.
Pengaruh Pengambilan Keputusan Terhadap Masa Depan Murid