Mohon tunggu...
Lugas Wicaksono
Lugas Wicaksono Mohon Tunggu... Swasta -

Remah-remah roti

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Waspada Adu Domba di Media Sosial

5 Februari 2018   08:36 Diperbarui: 5 Februari 2018   08:47 1400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkap layar cuitan akun diduga anonim @sahabatMCA.

Sesaat setelah tulisanKartu Kuning Jokowi, Representasi Gerakan Mahasiswa "Zaman Now"?terunggah di Kompasiana, saya mendapat mention dari akun @sahabatMCA yang berkomentar di akun @unilubis. Di Twitter komentar itu akun ini menulis begini,

"Ada juga yg nyinyiri Zaadit pemuda labil. Bilang aksi kartu kuningnya gagal. Jangan2 dia sendiri yg labil dan caper karena fakir follower

@LugasWicaksono"

Tangkap layar cuitan akun diduga anonim @sahabatMCA.
Tangkap layar cuitan akun diduga anonim @sahabatMCA.
Di bawah kalimat itu juga terunggah tiga gambar. Satu foto saya, dan dua gambar tangkap layar tulisan di Kompasiana. Sayangnya, dua gambar tangkap layar itu tidak menampilkan seluruh isi tulisan di Kompasiana. Akun ini hanya menangkap layar judul dan satu lagi dua alinea terakhir.

Tentu saja informasi yang disampaikan sepotong itu maknanya berbeda jauh dari tulisan utuhnya. Apalagi ditambah dengan kalimat provokatif yang bisa memancing komentar emosional pembaca, terutama pihak pro aksi Ketua BEM UI.

Sesungguhnya saya selalu berusaha berbesar hati menerima kritikan sekaligus pendapat lain yang berbeda dari tulisan opini yang saya tulis. Bahkan perbedaan pendapat itu selalu saya harapkan karena bisa memberikan persepektif baru dan menambah wawasan. 

Saya yang selalu berusaha menulis opini dengan data dan fakta juga berharap pendapat yang berbeda itu disampaikan dalam komentar atau tulisan lain yang berdasar, sehingga tercipta diskusi yang bermanfaat. Tidak sekadar tanggapan emosional tanpa dasar yang provokatif.

Saya yang penasaran dengan akun provokatif itu membuka profilnya. Dan memang akun yang punya 15 ribu follower ini sudah terbiasa mencuit demikian. Uniknya lagi, akun ini diduga anonim dan dari cuitan-cuitannya diyakini salah satu partisan kelompok politik.

Hampir setiap saat pemilik akun ini mencuit tentang beragam fenomena sosial politik. Sebagian cuitan adalah retweet cuitan akun lain, ada juga hasil tangkap layar, atau komentar-komentar yang mendukung kelompok politik yang didukungnya dan menghakimi kelompok lain yang berseberangan. 

Tentu saja tidak sulit menemukan cuitan-cuitan yang bernada provokatif. Tujuan jelas, untuk menguntungkan satu kelompok politik yang didukungnya. Mudah-mudahan mengadu domba orang bukan profesinya. 

Sementara dalam cuitan komentar tentang saya, akun ini berusaha memprovakasi warganet untuk mempersekusi saya yang dianggap berseberangan dengan kelompoknya. Baginya, aksi Zaadit dianggap menguntungkan kelompoknya sehingga patut dibela. Sebaliknya opini saya tentang aksi Ketua BEM UI itu dianggap berseberangan dengan kepentingan kelompoknya sehingga layak dipersekusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun