3. Drama Sepak Bola Indonesia Itu Tidak Cukup di Lapangan
Secara dramatis Bali United memenangkan pertandingan krusial itu. Dengan 65 poin mereka diyakini berpeluang besar juara karena sisa satu pertandingan mereka menghadapi Gresik United, klub juru kunci di Bali yang secara prediksi akan mudah dimenangi. Sedangkan peluang PSM untuk juara telah tertutup karena poin maksimal akhir mereka 65. Meskipun sama tetapi kalah head to head dan selisih gol dari Bali United. Di sisi lain, banyak pihak memprediksi Bhayangkara akan terjegal dalam dua laga sisa.
Namun hanya berselang satu hari euforia pendukung Bali United berubah menjadi kekesalan, kekecewaan dan kecemasan setelah keputusan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI yang menyatakan Mitra Kukar kalah 0-3 dari Bhayangkara dan didenda Rp 100 juta karena dianggap melanggar pasal 55 Kode Disiplin PSSI. Keputusan itu dikeluarkan menindaklanjuti protes Bhayangkara pada 4 November 2017 lalu atas dimainkannya Sissoko dalam pertandingan yang berakhir imbang 1-1 tersebut. Dengan keputusan itu Bhayangkara keluar sebagai Juara Liga 1 2017 dengan poin 65. Meskipun bisa disamai Bali United, tetapi klub yang berafiliasi dengan Polri ini unggul head to head.
4. Ramai-ramai Pemain Asing Kapok Bermain di Liga Indonesia
Selain itu, top skor Liga 1, Sylviano Comvalius kemungkinan juga akan hengkang dari Bali United. Comvalius sendiri masih harus berpikir ulang untuk kembali bermain di Liga Indonesia. Ia merasa karier sepakbolanya bisa saja terancam kalau tetap bertahan.Â
Alasannya karena di Liga Indonesia, sepak bola masih lekat dengan urusan politik sehingga kalau saja PSSI kembali disanksi FIFA akan berpengaruh terhadap keterlambatan gaji pemain. Ia juga masih kecewa karena Bali United gagal juara setelah rivalnya, Bhayangkara FC yang menjadi juara dengan dua poin tambahan dari keputusan komisi disiplin atas kemenangan walkout saat melawan Mitra Kukar yang sebenarnya berkesudahan imbang 1-1.
5. Banyak Pemain Eksodus ke Malaysia, Senja Kala Liga Indonesia?