Mohon tunggu...
Lugas Wicaksono
Lugas Wicaksono Mohon Tunggu... Swasta -

Remah-remah roti

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ikatan Dinas Membuat Pesepak Bola Tidak Berkembang?

16 Desember 2017   21:02 Diperbarui: 17 Desember 2017   10:55 3274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain dan ofisial Bhayangkara FC merayakan gelar juara Liga 1 2017 | bola.kompas.com

Sementara di PS TNI ada Ravi Murdianto, Teguh Aminudin, Manahati Lestusen, Abduh Lestaluhu, Safri Al Irfandi, Ahmad Nufiandani, Wawan Febiyanti dan Muhammad Dimas Drajat yang diangkat menjadi Bintara TNI-AD.

Memang ada beberapa cara menjadikan pesepak bola yang dianggap berprestasi menjadi anggota TNI. Dilansir dari detik.com, mereka bisa mengikuti tes melalui program Calon Bintara (Caba) Unggulan. 

Program ini merupakan jalur khusus bagi orang-orang berprestasi atau dari bidang profesi yang diperlukan. Begitupula di Bhayangkara FC, pesepak bola yang akan dijadikan anggota Polri terlebih dahulu menempuh pendidikan kepolisian.

Mungkin saja ada tujuan mulia di balik kebijakan merekrut atlet berprestasi termasuk pesepakbola menjadi anggota TNI Polri. Dengan kebijakan itu kedua institusi bisa dikatakan cukup memperhatikan nasib atlet sekaligus memberdayakan potensinya. Namun kalau dicermati, dibandingkan kelebihan, kebijakan ini justru lebih dominan kekurangannya. 

Salah satunya konsentrasi pemain yang menjalani ikatan dinas tidak bisa terfokus sebagai pesepak bola. Mereka harus membaginya dengan menjalankan tugas dan tanggung jawab untuk institusinya. Itulah mungkin yang membuat mereka tidak bisa mengembangkan sepakbolanya. Apalagi ikatan dinas itu juga mengikat mereka untuk terus bermain di klub yang berafiliasi dengan institusi tempatnya bekerja.

Berbeda dengan pemain profesional lain yang dikontrak setiap musim, mereka seakan dikontrak sepanjang masa. Para pemain ini bisa saja membela klub lain asalkan diizinkan manajemen, tetapi tidak bisa permanen karena bisa ditarik sewaktu-waktu dengan alasan panggilan tugas kedinasan. Pemahaman tentang sepak bola akhirnya bergeser bahwa membela klub sama dengan tugas dinas bos!

Sebenarnya pesepak bola yang menjalani ikatan dinas tidak saja ditemui di PS TNI dan Bhayangkara FC saja. Persipura mengapa selama ini pemainnya banyak didominasi putra daerah karena sebagian dari mereka telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemerintah Jayapura. 

Sebut saja Ricardo Salampessy,  Boaz Solossa atau Ferinando Pahabol. Dengan status itu mereka tidak bisa sekenanya meninggalkan Jayapura untuk bergabung dengan klub lain karena memiliki tanggung jawab sebagai PNS yang tidak bisa ditinggalkan.

Memang tidak semua pesepak bola yang punya keterikatan dinas bermain buruk. Persipura yang sebagian pemainnya berstatus PNS hampir setiap kompetisi berada di papan atas bahkan klub itu peraih juara Liga Indonesia terbanyak. 

Persipura juga pernah sampai semifinal di ajang AFC Cup 2013 lalu. Di samping itu, pemain juga ada rasa memiliki ketika membela klub asal daerahnya sendiri sehingga bermainnya lebih bersemangat.

Namun kalau berbicara masa depan sepak bola rasanya kebijakan ikatan dinas bagi pesepak bola berprestasi justru menjadi hambatan. Potensi pemain tidak akan berkembang dan mentok begitu-begitu saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun