Untuk jawaban tidak, bayar pakai exposure ini penuh dengan risiko. Seperti dijelaskan di awal, nilainya tidak bisa dihitung. Tidak jelas seberapa berharganya sebuah exposure.
Berbeda dengan, jika ada kesepakatan nilai di antara influencer dengan pemilik produk. Justru, lebih aman jika pemilik produk dan influencer bertukar dengan alat pembayaran yang sah.
Bagaimana cara aman untuk bertransaksi dengan influencer? Singkatnya, pakai alat tukar yang sah. Lebih baik, cari yang pasti-pasti saja.
Buat kesepakatan dengan influencer, jika memang ingin pakai jasanya. Pastikan ada perjanjian yang jelas. Sehingga saat jasa influencer itu tidak bisa dipenuhi, ada konsekuensi yang didapat dari kedua belah pihak. Influencer juga tidak bisa sembarangan lepas tangan jika jasanya ternyata tidak memberikan dampak.
Jika dirasa mengganggu, boleh-boleh saja sebagai pemilik produk untuk menegosiasikan waktu. Beri waktu khusus untuk para influencer mengambil bahan kontennya.
Sebagai pemilik produk, jangan takut dan harus tegas. Sebab, jika kurang tegas, justru pemilik produk yang malah dirugikan. Sedangkan para influencer, malah dapat pengikut seiring dengan bertambahnya jumlah konten yang mereka produksi.
Sementara itu, untuk para influencer, jadilah contoh yang baik. Sebab, banyak pengikut artinya banyak juga tanggung jawab yang diemban.
Akan lebih baik jika tetap membayar produk yang ingin dibantu untuk dipasarkan. Apalagi jika produk itu dibuat oleh pelaku usaha kecil dan menengah. Mereka pasti sangat senang kalau produknya laku.
Langkah sekecil membayar setiap produk itu bisa membuat jasa influencer diapresiasi masyarakat. Toh, nantinya gratisan itu akan datang sendiri suatu saat nanti di tempat yang lain. Jika memang sudah rezeki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H