Pertunjukan teater mungkin sudah tidak terlalu digemari oleh generasi muda. Kebanyakan menilai, pementasan seni yang satu ini sudah kuno.
Biasanya, anak-anak muda pasti akan lebih memilih menonton hal yang lain. Misalnya saja, video di Youtube yang dibuat oleh para pembuat konten kekinian.
Namun, di akhir pekan, malam Minggu tepatnya, ada kelompok teater yang pentas tidak jauh dari pusat keramaian pasar. Uniknya, yang pentas bukan orang dewasa, melainkan siswa yang masih duduk di bangku SMP.
Pementasan teater oleh siswa SMP bisa dibilang belum pernah ada di Banyuwangi. Meskipun sudah ada beberapa sekolah di Banyuwangi yang sudah mengesahkan teater sebagai ekstrakurikulernya.
Menonton pementasan teater bukan hal yang asing untuk saya. Sejak duduk di bangku SMA, setiap tahun, saya rutin datang menonton pentas teater yang digelar oleh kelompok ekstrakurikuler di sekolah.
Tapi, memang saat itu sudah banyak SMA yang punya kelompok teater. Bahkan, setiap tahunnya mereka bisa menggelar pementasan secara rutin.
Agaknya malam Minggu ini (18/2/2023), adalah pengalaman baru buat saya. Termasuk, mungkin beberapa tamu undangan serta siswa yang hadir menonton temannya pentas.
Sebab, ini pertama kalinya ada pentas teater yang dilakukan siswa SMP di Banyuwangi. Penyelenggaranya tidak lain tempat saya bersekolah dulu, SMPN 1 Banyuwangi.
Kelompok teater yang diberi nama Pring Kuning ini tidak mengadakan pentas di lingkungan sekolah. Melainkan, memanfaatkan Gedung Juang, yang letaknya tak jauh dari Pasar Banyuwangi dan Gesibu Blambangan.
Menurut penuturan Hasan Basri, salah satu guru, seluruh persiapan hingga penyelenggaraan pentas dilakukan oleh siswa sendiri. "Guru hanya mengarahkan. Bahkan, saya sendiri tidak tahu kapan latihannya," cetus Ketua Dewan Kesenian Blambangan itu.
Untuk ukuran siswa SMP, pementasan teater ini bisa dibilang sangat apik. Dalam waktu kurang lebih tiga jam, mereka mampu menghipnotis penonton dengan penampilannya.
Pada pentas ini, Pring Kuning membawakan tiga judul, yaitu "Jangan Terlalu Dalam", "Buka Hatimu!", dan "Kisah Hidup Sarinah". Sementara untuk temanya adalah "Awal Mula".
Tema yang diambil sepertinya merepresentasikan pentas kelompok teater binaan, M Bakhtiar Kusumahadi tersebut. Sebab, ini memang pentas pertama mereka sejak didirikan pada 4 Februari 2022 lalu.
Selama pementasan berlangsung, para pemain yang masih duduk di bangku SMP itu sudah mampu menghipnotis penonton dengan penampilannya. Akting, intonasi, dan penampilan itu nampak sempurna dengan dukungan tata panggung, pencahayaan, sampai musik iringan yang digunakan.
Tidak hanya itu, pemilihan alur cerita juga sangat baik. Perasaan penonton rasanya diaduk. Alurnya tidak monoton. Bisa dibilang malah seperti naik wahana roller coaster.
Penonton juga seperti diajak untuk terlibat masuk dalam suasana yang disajikan dalam cerita. Adakalanya saat suasana senang, penonton tertawa. Bahkan saat menampilkan suasana seram dan kelam, pemain berhasil menarik penonton masuk ke dalam suasana itu. Penonton sukses dibuat merinding.
Rasanya, malam Minggu ini, saya seperti menonton teater yang dipentaskan oleh profesional. Padahal pemain dan penyelenggaranya, semua masih remaja. Masih sekolah. Namun, sudah bisa menyajikan penampilan yang epic layaknya profesional.
Harapan penonton seperti saya, mungkin tahun depan bisa dilaksanakan lagi. Jadikan ini sebagai acara tahunan. Kalau ada waktu dan kesempatan, saya pasti juga akan menyempatkan datang dan menonton.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H