Namun, juga perlu dipertimbangkan kelemahannya dan dampaknya ketika diterapkan pada saat proses boarding di stasiun.
Saran untuk KAI dan Pelanggan
KAI sebagai penyelenggara angkutan kereta api sudah sewajibnya berpartisipasi aktif dalam menjaga keamanan di lingkup kerjanya. Ada beberapa saran yang bisa disampaikan terkait dengan kejadian pencurian tas ini.
Pertama, KAI bisa memasang kamera pengawas CCTV di seluruh rangkaian kereta yang dioperasikan saat ini. Tidak hanya di sarana kereta yang baru-baru saja, tapi juga sarana kereta yang lama. CCTV, juga diakui menjadi katalisator untuk mengungkap kasus pencurian di Kereta Api Kaligung bulan lalu.
Kedua, KAI harus memastikan proses boarding berjalan sebagaimana mestinya sebagai salah satu proses pengamanan di kereta api. Bisa juga KAI melakukan pembatasan waktu boarding agar petugas lebih leluasa dalam melakukan pengecekan identitas pelanggan.Â
Hal ini juga meminimalisir praktik boarding asal-asalan yang umumnya terjadi ketika sudah mepet waktu keberangkatan dan antrean boarding yang sudah panjang.
Ketiga, petugas di dalam kereta seperti kondektur dan Polsuska perlu aktif secara berkala dalam menegur pelanggan.Â
Terutama untuk pelanggan bandel yang tempat duduknya tidak sesuai dengan yang tertera di tiketnya. Kondektur bisa meminta tiket boarding pelanggan untuk memastikan pelanggan memang duduk di kursi yang telah dipesannya demi alasan keamanan.
Selanjutnya, bagi pelanggan kereta api ada baiknya tidak menurunkan kewaspadaan ketika berada di area stasiun maupun di dalam kereta.Â
Meskipun, kondisi keamanan kereta api saat ini jauh lebih baik dibandingkan apa yang terjadi dulu. Berikut saran yang bisa disampaikan bagi pelanggan.
Pertama, jadilah pelanggan aktif dan kritis. Ketika menemukan praktik yang dirasa bisa melonggarkan keamanan di dalam kereta, segera sampaikan kepada petugas atau layanan pelanggan (costumer service) KAI.Â
Kemudian, jika menemukan pelanggan yang berpindah-pindah atau tidak duduk sesuai dengan nomor kursi, sampaikan juga kepada petugas.