Mohon tunggu...
Lugas Rumpakaadi
Lugas Rumpakaadi Mohon Tunggu... Jurnalis - WotaSepur

Wartawan di Jawa Pos Radar Banyuwangi yang suka mengamati isu perkeretaapian.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mau Dibawa ke Manakah Arah Buletin Kinara?

26 Juli 2022   11:21 Diperbarui: 26 Juli 2022   11:22 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan surat undangan digital yang saya terima, peserta yang diundang untuk mengikuti pelatihan ini juga masih sama dengan tahun sebelumnya yaitu dari 14 MD. Namun, yang menjadi perhatian saya adalah undangan tersebut tidak merinci harus ada peserta dari generasi muda dan bahkan tidak memenuhi kaidah workshop seperti yang telah dilaksanakan pada pelatihan sebelumnya, di mana peserta tidak lagi diminta untuk membuat artikel tertulis untuk kemudian dibahas pada saat workshop.

Benar saja, saat Zoom berlangsung, peserta didominasi oleh para pendeta yang menjadi pegiat lintas iman di jemaat maupun di lingkup MA, serta peserta dari warga jemaat dewasa yang juga menjadi pegiat lintas iman. Yang bertahan dari tahun 2019, tinggal saya dan Mas Anom.

Iseng, saya mengambil foto saat Zoom meeting berlangsung untuk dijadikan story di akun Instagram pribadi. Dalam foto itu, saya mention akun Mas Anom dengan caption, "Workshop lagi bersama @(akun Instagram Mas Anom)".

Tidak selang beberapa lama, Mas Anom menghubungi saya melalui pesan pribadi di Instagram dengan sapaan, "Halo". Sayapun membalasnya dengan basa-basi, "Akhirnya bertemu lagi di kegiatan rutin tahunan".

Obrolan kemudian berlanjut dengan Mas Anom yang menyampaikan bahwa penggarapan buletin seharusnya sudah dilanjutkan oleh generasi yang lebih muda. "Mbok ya sampeyean saja yang nangani garap media itu, sudah waktunya lho," tulisnya.

Memang selama 3 edisi, Mas Anom menjadi penanggung jawab dalam menggarap Buletin Kinara. Bahkan di tahun keempat ini, Mas Anom, kembali ditunjuk menjadi narasumber, namun Mas Anom menyatakan hanya mau membantu dalam proses editing saja. "Tahun ini saya sudah gak bersedia garap lagi. Paling banter, ya bantu editing."

Keresahan Saya, Kritik, dan Saran untuk Kinara

Kinara adalah salah satu tempat saya bertumbuh. Dari yang tidak bisa menulis dengan baik, sampai bisa menulis seperti sekarang ini. Beberapa proses belajar menulis, saya dapatkan dari Kinara. Tentu saja hal ini membuat rasa memiliki saya pada buletin ini cukup besar.

Ada keresahan dari saya sebagai peserta yang telah mengikuti pelatihan jurnalistik lintas iman ini. Pertama adalah penurunan jumlah peserta terutama dari generasi muda dan yang kedua adalah stagnasi perkembangan dan distribusi buletin ini.

Jumlah peserta dari generasi muda menurun drastis dalam 4 kali pelatihan. Pada pelatihan pertama ada banyak peserta dari generasi muda yang ikut, namun pada pelatihan keempat kemarin, jumlahnya menurun drastis.

Menurut saya, generasi muda perlu diajak untuk ikut berpartisipasi, karena masa depan kerukunan antar umat beragama di jemaatnya masing-masing ada di tangan mereka. Mampu atau tidaknya jemaat dalam menyampaikan pesan perdamaian dan kerukunan antar umat beragama harus segera dimulai dari mengajak generasi muda untuk menjadi agen perdamaian dan kerukunan tersebut.

Kemudian, mengenai stagnasi dalam perkembangan buletin ini adalah dari media dan distribusinya, yang dalam 3 menjelang 4 edisi ini masih menggunakan metode lawas yaitu buletin cetak yang didistribusikan ke MD dan cetak yang disematkan (embed) di website GKJW.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun