Mohon tunggu...
Lugas Rumpakaadi
Lugas Rumpakaadi Mohon Tunggu... Jurnalis - WotaSepur

Wartawan di Jawa Pos Radar Banyuwangi yang suka mengamati isu perkeretaapian.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Cara agar Cuan Manfaatkan Paylater

12 Mei 2022   09:54 Diperbarui: 17 Mei 2022   02:30 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belanja online. (Sumber: Pexels/Andrea Piacquadio)

Metode pembayaran saat belanja kini semakin dimudahkan dengan fitur Paylater. Seperti namanya, fitur ini memungkinkan penggunanya untuk mendapatkan barang terlebih dahulu kemudian membayarnya sesuai dengan skema cicilan yang dipilih.

Pengguna bisa memanfaatkan fitur Paylater ini dengan sangat mudah. Bahkan, pengajuannya jauh lebih mudah dibandingkan kartu kredit bank. Cukup isi data pribadi, foto Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan swafoto bersama KTP. Tak begitu lama, muncullah limit yang bisa digunakan.

Kemudahan pengajuan ini tentunya sebanding dengan nilai bunga atau biaya penggunaan Paylater itu sendiri. Berbeda aplikasi, berbeda pula besaran biaya penggunaan atau bunganya. Yang jelas, jika ditotal, bunga Paylater umumnya lebih besar dibandingkan bunga kartu kredit.

Fitur lainnya yang membuat pengguna kemudian menjadi nyaman adalah adanya reward dari Paylater jika mampu menjaga kepercayaan dengan melunasi tagihan sesuai batas waktu yang ditentukan. Pengguna bisa mendapatkan tambahan limit belanja. Menarik, bukan?

Bahayanya, jika kebablasan menggunakan fitur Paylater, maka siap-siap saja tagihan membengkak dan terus menerus dihubungi oleh pihak Paylater. 

Tidak sedikit juga mereka yang sudah terlanjur nyaman dengan fitur ini membagikan ceritanya ke media sosial, untuk sekadar berbagi pengalaman sampai mencari pertolongan.

Pada artikel ini, sesuai judul, saya ingin membagikan sedikit tips cuan saya menggunakan fitur Paylater. Memang bisa? Bukannya tadi sudah dijelaskan kalau Paylater punya bunga yang lebih besar dibandingkan kartu kredit?

Sebelumnya, saya ingin membagikan pengalaman menggunakan fitur Paylater ini. Sekitar tahun 2018, di tahun ketiga saya menjalani kuliah di salah satu perguruan tinggi di Kota Malang, itu adalah kali pertama saya mengenal fitur ini.

Bagi mahasiswa yang saat itu memang kepepet kebutuhan untuk menjalankan hobi fotografi, skema yang ditawarkan oleh Paylater ini tentunya sangat menarik. Bahkan pengajuannya tidak sebegitu sulit. Cukup mengisi formulir pada website, melengkapi persyaratan, memilih durasi cicilan, dan kemudian uang cair. Cukup untuk membeli 1 unit kamera DSLR saat itu.

Saya memilih durasi cicilan 12 kali atau 1 tahun. Melihat simulasi cicilannya tidak terlalu berat bagi saya yang saat itu juga bekerja penulis konten part-time di salah satu organisasi non-profit.

Syukurlah, saya bukan tipe orang yang senang belanja. Prinsipnya, jika ada cicilan yang belum lunas, maka saya akan menunda untuk membelanjakan keuangan saya untuk kebutuhan yang tidak begitu mendesak. Setelah 1 tahun berlalu, akhirnya cicilan tersebut lunas.

Sejujurnya, saya sedikit menyesal karena tidak mempertimbangkan besaran bunga saat itu. Akibatnya, harga kamera yang seharusnya hanya sekitar Rp3,5 juta harus saya bayarkan ke pihak Paylater sebesar Rp4,3 juta.

Namun, dari pengalaman tersebut, bukannya tobat, saya malah kembali kecanduan mencoba menggunakan Paylater dari aplikasi lain. Kali ini yang dicoba adalah Shopee Paylater.

Pengajuan limitnya relatif mudah dan bisa dibilang sesuai dengan besaran penghasilan penggunanya. Saat itu, saya mendapatkan limit sekitar Rp950 ribu. Ini dikarenakan saya memilih opsi penghasilan terendah yaitu kurang dari Rp1 juta per bulan.

Hingga saat ini, saya terkadang masih menggunakan fitur ini dengan sangat hati-hati. Sudah ada puluhan barang yang dibeli dengan fitur Paylater jika dihitung dari awal pengajuan. Bahkan, akhirnya pihak Paylater menambahkan limit kreditnya hingga Rp3 juta. Jauh lebih besar dibandingkan penghasilan saya saat ini.

Namun, secara umum saya cukup puas dengan Paylater yang disediakan oleh e-commerce yang berbasis di Singapura itu. Bunga bulanannya hanya sekitar 2,8-3 % per bulan. Relatif ringan jika digunakan secara hati-hati. Namun, tetap saya cukup memberatkan jika durasi pembayarannya hingga 1 tahun.

Dari pengalaman-pengalaman tersebut, saya akhirnya berpikir bagaimana caranya agar dapat memanfaatkan fitur ini, namun tetap bisa memperkecil pengeluarannya. 

Akhirnya, saya menemukan caranya, yaitu dengan mengombinasikan fitur Paylater ini dengan tabungan reksadana. Jika Paylater bisa memperbesar pengeluaran hingga 36% per tahunnya, maka tabungan reksadana mampu memberikan pemasukan sebesar 6-7% per tahunnya. Cuan!

Tips pertama dari saya adalah jangan impulsif ketika membeli barang. Pastikan barang tersebut benar-benar dibutuhkan. Jangan asal memberi barang, apalagi yang sifatnya hanya keinginan semata.

Selanjutnya, ketika memang dinilai penting, lihatlah harga barang tersebut jika disimulasikan menggunakan cicilan Paylater. 

Pengalaman saya menggunakan aplikasi Shopee, mereka menunjukkan skema cicilan Paylater ketika akan membeli barang. Catat skema cicilan dengan durasi paling lama, yaitu 12 bulan. Jangan lupa, untuk memasukkan ke keranjang belanja meskipun belum checkout.

Jika sudah, buka tabungan reksadana yang Anda miliki. Pastikan untuk menabung di sana sejumlah nominal skema cicilan yang sudah dicatat sebelumnya setiap bulannya. Saya sarankan, untuk menabung di Reksadana Pasar Uang yang risikonya relatif rendah.

Bagi yang belum memiliki rekening reksadana, jangan khawatir karena saat ini ada banyak aplikasi yang bisa digunakan. Proses pengajuannya juga cukup mudah, semudah pengajuan Paylater. Beberapa aplikasi yang bisa digunakan antara lain Bareksa atau Bibit.

Setelah 12 kali menabung, cairkan tabungan dan beli barang yang sudah tersimpan di keranjang belanja. Pastikan untuk checkout tanpa menggunakan Paylater. Tunggu hingga barangnya tiba di rumah dengan selamat.

Dengan mengikuti tips sederhana ini, Anda sudah selangkah lebih maju untuk menjauhi jebakan Paylater! Bahkan, uang yang Anda tabung di reksadana pastinya masih tersisa dan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan lainnya, bukan?

Paylater dengan segala kemudahannya memang memudahkan kita dalam melakukan pembayaran. Namun, jika tidak digunakan secara hati-hati, fitur ini bisa menjadi senjata makan tuan bagi penggunanya.

Dari pengalaman dan tips singkat yang saya bagikan ini, saya ingin menekankan untuk menggunakan fitur Paylater dengan bijak dan hati-hati. 

Selain itu, saya juga ingin mengajak untuk membiasakan diri menabung terlebih dahulu sebelum membeli barang, seperti yang mungkin biasa Anda lakukan saat masih kecil. 

Menabung uang saku yang diberikan oleh orang tua ke dalam celengan. Kemudian, setelah uangnya dirasa cukup, celengan dipecahkan dan uang di dalamnya digunakan untuk membeli sebuah mainan, sepatu, perlengkapan sekolah, dan sebagainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun