Uraian di atas menegaskan bahwa keputusan Indonesia bergabung dengan BRICS didorong oleh berbagai motivasi strategis yang mencakup aspek ekonomi, politik, dan geopolitik.Â
Dengan memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh keanggotaan ini, Indonesia berupaya memperkuat posisinya dalam perekonomian global dan memainkan peran lebih aktif dalam membentuk tatanan dunia yang lebih adil dan seimbang.Â
Berhasil atau tidaknya Indonesia sebagai anggota BRICS bakal ditentukan oleh kemampuannya menavigasi tantangan dan dinamika yang ada di dalam lembaga internasional alternatif itu, serta menjaga keseimbangan hubungan dengan mitra internasional lainnya.
Langkah diplomasi Indonesia di awal 2025 ini sekaligus menjadi pilar penting dalam 100 hari pertama pemerintahan Presiden Prabowo. Diplomasi ekonomi itu ingin menegaskan keseimbangan keanggotaan Indonesia di antara lembaga-lembaga liberal Barat (IMF dan Bank Dunia) dengan non-liberal bentukan Rusia dan China.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H