Selain itu, tekanan dari negara-negara Barat, yang melihat BRICS sebagai ancaman terhadap dominasi mereka, dapat menciptakan hambatan politik. Pernyataan keras Presiden terpilih AS, Donald Trump, juga memerlukan kajian mendalam mengenai potensi konsekuensi BRICS terhadap hubungan bilateral antara Indonesia dan AS.
Meski begitu, keanggotaan Indonesia berpotensi meningkatkan kohesi internal BRICS. Sebagai negara dengan tradisi diplomasi konsensus, Indonesia dapat membantu meredakan ketegangan antar anggota dan memperkuat visi bersama BRICS.
Hingga awal 2025, BRICS telah berkembang dari sekadar sebuah ide menjadi platform kerja sama yang memiliki dampak nyata dalam geopolitik dan ekonomi global. Dengan bergabungnya Indonesia, kelompok ini menjadi lebih inklusif dan relevan. Bagi Indonesia, keanggotaan di BRICS adalah langkah strategis untuk memperkuat posisinya di panggung dunia.Â
Keberhasilan Indonesia dalam BRICS tidak hanya akan menguntungkan negara ini, tetapi juga menunjukkan kepada dunia bahwa negara-negara berkembang dapat memainkan peran utama dalam membentuk masa depan global. BRICS dapat menjadi motor penggerak tatanan dunia yang lebih adil dan inklusif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H