Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Prabowo di KTT G20 Memperkuat Posisi Diplomatik Indonesia

21 November 2024   20:07 Diperbarui: 22 November 2024   07:25 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. Sekretariat Presiden

Kehadiran perdana Presiden Prabowo Subianto di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil, menandai babak baru dalam diplomasi Indonesia di kancah internasional. 

Debut diplomatik ini tidak hanya menunjukkan kontinuitas kepemimpinan Indonesia dalam forum global, tetapi juga mempertegas posisi strategis negara dalam tata kelola dunia yang semakin kompleks.

Kehadiran di KTT G20 merupakan rangkaian diplomasi Prabowo setelah bertemu pemimpin China dan Amerika Serikat (AS) dan KTT APEC. Presiden Prabowo tampaknya ingin menggunakan rangkaian pertemuan-pertemuan itu untuk menegaskan komitmen aktivisme diplomasi Indonesia.

Di bawah tema "Building a Just World and a Sustainable Planet", Presiden Prabowo menunjukkan komitmen Indonesia dalam mengatasi tantangan global, khususnya dalam isu ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan. 

Partisipasi aktif Indonesia dalam Global Alliance against Hunger and Poverty menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam menangani masalah fundamental yang mempengaruhi masyarakat global. 

Setidaknya 733 juta orang di dunia masih menghadapi kekurangan gizi, meski produksi pangan dunia sudah mencapai hampir 6 miliar ton per tahun.

Keberhasilan diplomasi Prabowo terlihat dari posisi strategis Indonesia dalam berbagai forum paralel, termasuk MIKTA Leaders' Gathering. Pertemuan informal yang melibatkan Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia ini menjadi wadah penting untuk memperkuat kerja sama multilateral. 

Interaksi Prabowo dengan para pemimpin MIKTA, termasuk Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, Presiden Turki Recep Tayyip ErdoÄŸan, dan PM Australia Anthony Albanese. Pertemuan itu menunjukkan kemampuan Indonesia membangun jembatan dialog antar negara dengan kepentingan beragam.

Pendekatan diplomasi Prabowo menggabungkan elemen realpolitik dengan soft power, menciptakan keseimbangan yang efektif dalam memperjuangkan kepentingan nasional sekaligus berkontribusi pada solusi global. 

Didampingi tim ekonomi yang solid, termasuk Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Prabowo berhasil mengintegrasikan agenda pembangunan domestik dengan kerangka kerja sama internasional.

Signifikansi pertemuan bilateral Prabowo dengan Sekjen PBB António Guterres dan pemimpin negara lain menunjukkan pengakuan internasional terhadap peran Indonesia. Diskusi mereka mencakup isu-isu strategis seperti ketahanan pangan, perubahan iklim, dan perdamaian dunia. 

Agenda pertemuan itu memperlihatkan keseriusan Indonesia dalam berkontribusi pada solusi tantangan global.

Keberhasilan debut diplomatik ini tidak lepas dari warisan kepemimpinan Indonesia dalam G20 sebelumnya dan posisi strategis negara sebagai kekuatan ekonomi emerging. 

Meski begitu, Prabowo membawa nuansa baru dalam pendekatan diplomatik yang pragmatis namun tetap berprinsip, menekankan pentingnya kolaborasi internasional sambil mempertahankan kepentingan nasional.

Tantangan

Tantangan ke depan adalah bagaimana memastikan momentum diplomatik ini dapat diterjemahkan menjadi hasil konkret bagi kepentingan nasional dan global. Indonesia perlu mempertahankan konsistensi dalam implementasi kebijakan yang mendukung pembangunan berkelanjutan dan inklusif, baik di tingkat domestik maupun internasional.

Aspirasi Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo tampaknya tidak sekadar menjadi partisipan dalam percakapan global. Aspirasi itu hendak ditingkatkan sebagai pemberi solusi dan inspirasi bagi dunia yang lebih baik.

Keberhasilan debut Prabowo di G20 2024 itu menegaskan bahwa Indonesia telah memasuki era baru dalam diplomasi internasional. Indonesia tidak lagi sekadar mengikuti arus global, tetapi aktif membentuk arah kebijakan dunia melalui pendekatan yang seimbang antara kepentingan nasional dan tanggung jawab global.

Untuk mempertahankan momentum ini, Indonesia perlu terus memperkuat kapasitas diplomatik, meningkatkan kerja sama ekonomi internasional, dan mempertahankan peran konstruktifnya dalam mengatasi tantangan global. 

Kesuksesan awal ini harus menjadi landasan untuk membangun peran yang lebih besar Indonesia dalam tata kelola global di masa depan. Debut diplomatik Prabowo di G20 bukan hanya tentang kehadiran Indonesia di forum internasional. 

Lebih dari itu, kehadiran Prabowo di G20 menjadi pernyataan posisi diplomasi tentang peran strategis Indonesia dalam membentuk masa depan dunia yang lebih adil dan berkelanjutan. Kesuksesan ini tentunya menjadi modal penting bagi Indonesia untuk terus memainkan peran kuncinya dalam diplomasi global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun