Perkembangan ini menunjukkan bahwa pernyataan bersama Indonesia-China harus menjadi pembelajaran berharga. Diplomasi yang efektif tidak hanya tentang mencapai kesepakatan, tetapi juga memastikan bahwa kepentingan nasional terlindungi.
Indonesia harus berani mengambil sikap tegas ketika diperlukan, sambil tetap menjaga hubungan baik dengan semua pihak sesuai prinsip politik luar negeri bebas-aktif. Momentum ini juga bisa dimanfaatkan untuk mengevaluasi kembali strategi diplomasi Indonesia secara keseluruhan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia harus memiliki pendekatan alternatif dalam menghadapi dinamika geopolitik yang semakin kompleks, terutama di kawasan Indo-Pasifik. Pernyataan bersama ini menunjukkan dilema klasik dalam hubungan Indonesia-China, yaitu: bagaimana memaksimalkan manfaat ekonomi sambil meminimalkan risiko geopolitik.
Kemlu dan beberapa pejabat tinggi Indonesia menjelaskan bahwa kerja sama tersebut tak berdampak terhadap kedaulatan, hak berdaulat, maupun yurisdiksi Indonesia di Laut Natuna Utara.
Pada akhirnya, Indonesia perlu memastikan bahwa setiap pernyataan atau kesepakatan internasional yang dibuat tidak mengurangi kedaulatan nasional. Diplomasi boleh fleksibel, tetapi prinsip-prinsip dasar kedaulatan harus tetap tegak.
Diplomasi Indonesia terhadap China harus didasarkan pada prinsip reciprocity dan mutual respect. Â Kita harus tegas bahwa ZEE Indonesia di Natuna tidak bisa dinegosiasikan, sambil tetap membuka ruang kerja sama di bidang lain.
Sikap ini seharusnya diambil Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan hubungan bilateral dengan China.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H