Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Dilema Keamanan ASEAN dalam Menghadapi Inisiatif Keamanan Global China

27 September 2024   22:49 Diperbarui: 29 September 2024   06:41 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Memperkuat solidaritas internal: Seperti yang disarankan oleh Natalegawa (2023), ASEAN perlu memprioritaskan konsultasi rutin dan meningkatkan mekanisme pembangunan konsensus. Ini akan memungkinkan ASEAN untuk menghadapi GSI dengan posisi yang lebih kuat dan terpadu.

2. Diversifikasi hubungan eksternal: ASEAN perlu terus memperkuat hubungannya dengan kekuatan-kekuatan lain seperti India, Jepang, dan Uni Eropa (Emmers, 2022). Ini akan membantu mengurangi ketergantungan pada China atau AS dan memberikan lebih banyak ruang manuver diplomatik.

3. Mempromosikan multilateralisme inklusif: ASEAN dapat berupaya untuk mengintegrasikan elemen-elemen positif dari GSI ke dalam kerangka keamanan regional yang ada, seperti ASEAN Regional Forum (ARF) atau East Asia Summit (EAS) (Chong & Leong, 2023). Ini akan memungkinkan ASEAN untuk mempertahankan sentralitasnya sambil tetap terbuka terhadap inisiatif baru.

4. Meningkatkan kapasitas keamanan kolektif: ASEAN perlu memperkuat mekanisme keamanan internalnya, seperti ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) dan ASEAN Defence Ministers' Meeting (ADMM) (Thayer, 2022). Ini akan membantu ASEAN mengatasi ancaman keamanan non-tradisional tanpa terlalu bergantung pada kekuatan eksternal.

5. Memperkuat diplomasi ekonomi: ASEAN perlu memperdalam integrasi ekonomi internalnya melalui ASEAN Economic Community (AEC) dan memperluas hubungan ekonomi dengan berbagai mitra (Tsjeng & Yean, 2023). Ini akan membantu mengurangi ketergantungan ekonomi pada satu negara dan meningkatkan daya tawar kolektif ASEAN.

Dilema keamanan yang dihadapi negara-negara ASEAN dalam menghadapi Inisiatif Keamanan Global China mencerminkan kompleksitas lanskap geopolitik kontemporer. ASEAN harus menavigasi antara peluang kerja sama yang ditawarkan oleh GSI dan risiko terhadap kedaulatan dan kohesi regionalnya. 

Pendekatan yang seimbang dan nuansa, yang mempertimbangkan aspek geopolitik, ekonomi, dan strategis, akan menjadi kunci bagi ASEAN dalam menghadapi tantangan ini. Dalam jangka panjang, kemampuan ASEAN untuk mempertahankan sentralitasnya dalam arsitektur keamanan regional akan sangat bergantung pada bagaimana organisasi ini mengelola dilema-dilema ini. 

Dengan memperkuat solidaritas internal, diversifikasi hubungan eksternal, dan meningkatkan kapasitas kolektifnya, ASEAN dapat memposisikan diri untuk menghadapi tantangan keamanan regional dengan lebih efektif, termasuk yang ditimbulkan oleh inisiatif seperti GSI.

Pada akhirnya, respons ASEAN terhadap Inisiatif Keamanan Global akan memiliki implikasi yang signifikan tidak hanya bagi keamanan regional, tetapi juga bagi peran ASEAN dalam tatanan global yang terus berevolusi. Keberhasilan ASEAN dalam menavigasi dilema ini akan menjadi penentu penting bagi stabilitas dan kemakmuran Asia Tenggara di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun