Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kabinet Zaken di Era Koalisi Gemuk: Antara Harapan dan Realitas Politik

21 September 2024   23:43 Diperbarui: 23 September 2024   08:03 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka (Ilustrasi/KOMPAS.com)

Menjelang pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pada 20 Oktober 2024, wacana pembentukan kabinet zaken kembali mengemuka.

Prabowo disebut-sebut akan lebih banyak memilih profesional dan membentuk kabinet zaken untuk membantu pemerintahannya (Susilo, 2024). 

Meski begitu, besarnya koalisi partai politik pendukung Prabowo-Gibran memunculkan skeptisisme terhadap terwujudnya kabinet zaken yang ideal. Apalagi koalisi parpol itu akan bertambah PDIP, konon.

Artikel ini mencoba melihat kemungkinan terbentuknya kabinet zaken di era koalisi gemuk dan urgensi menjaga stabilitas politik dalam pemerintahan mendatang.

Pengalaman

Kabinet zaken, yang secara harfiah berarti "kabinet ahli", merujuk pada susunan kabinet yang didominasi oleh para profesional dan ahli di bidangnya, bukan politisi partisan (Aspinall, 2015). Indonesia pernah memiliki pengalaman positif dengan kabinet zaken. 

Pertama, pada masa Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja (1957-1959). Pengalaman kedua adalah kabinet Mohammad Natsir (1950-1951).

Kabinet Djuanda, misalnya, berhasil menetapkan batas laut 12 mil yang diakui secara internasional.

Lalu, Kabinet Natsir sukses meningkatkan devisa negara dan mengontrol inflasi (Susilo, 2024).

Dalam hubungan internasional, kabinet Natsir juga mampu menjalin kerjasama internasional, misalnya, melalui Gerakan Non Blok (GNB) dalam diplomasi Indonesia. Kabinet Natsir juga berhasil mengembalikan Irian Barat ke Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun