5. Peran Media Sosial dan Teknologi
Era digital membawa dimensi baru dalam kampanye politik. Ketiga kandidat harus mampu memanfaatkan media sosial dan teknologi untuk menjangkau pemilih, terutama generasi milenial dan Gen Z yang merupakan segmen signifikan dari pemilih Jawa Timur.
6. Isu-isu Krusial Jawa Timur
Pertarungan ini akan berfokus pada isu-isu krusial yang dihadapi Jawa Timur, seperti pemulihan ekonomi pasca-pandemi, pengentasan kemiskinan, pemerataan pembangunan, dan peningkatan kualitas pendidikan serta kesehatan. Kandidat yang mampu menawarkan solusi konkret dan realistis untuk masalah-masalah ini akan memiliki keunggulan.
7. Dinamika Politik Nasional
Pilkada Jatim 2024 tidak bisa dilepaskan dari konteks politik nasional. Posisi Jawa Timur sebagai provinsi besar membuat hasil pilkada ini akan memiliki dampak signifikan terhadap konstelasi politik nasional menjelang Pemilu 2024.
8. Potensi Koalisi dan Dealignment
Menarik untuk diamati bagaimana dinamika koalisi akan berkembang, terutama jika ada putaran kedua. Kemungkinan terjadinya dealignment atau pergeseran loyalitas pemilih dari afiliasi tradisional mereka juga menjadi faktor yang patut diperhatikan.
9. Peran Wakil Gubernur
Pemilihan calon wakil gubernur oleh masing-masing kandidat juga menarik untuk dianalisis. Khofifah mempertahankan Emil Dardak yang mewakili generasi milenial, Risma menggandeng Gus Hans yang memiliki latar belakang pesantren, sementara Luluk berpasangan dengan Gus Ipul yang memiliki pengalaman panjang di pemerintahan Jatim.
10. Respons Masyarakat