Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Demokrasi Digital di Indonesia, Dinamika Peran Influencer dalam #KawalPutusanMK

29 Agustus 2024   18:07 Diperbarui: 29 Agustus 2024   21:10 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi- Demokrasi digital. (Kompas.id/Heryunanto)

Tantangan

Namun, peran influencer dalam demokrasi digital juga membawa implikasi dan tantangan yang perlu diperhatikan. Pertama, ada risiko penyederhanaan berlebihan terhadap isu-isu kompleks. Media sosial cenderung mendorong polarisasi dan menyederhanakan debat politik yang kompleks menjadi slogan-slogan singkat" (Mounk, 2018, p. 145). 

Meskipun upaya untuk menyederhanakan informasi hukum patut diapresiasi, ada risiko bahwa nuansa penting dari putusan MK mungkin hilang dalam proses penyederhanaan tersebut.

Kedua, ada kekhawatiran tentang akurasi informasi yang disebarkan oleh influencer. Di era post-truth, kecepatan penyebaran informasi seringkali mengalahkan akurasi" (Wardle, 2017). 

Dalam gerakan #KawalPutusanMK, meskipun banyak influencer berupaya menyebarkan informasi akurat, ada juga risiko penyebaran misinformasi atau disinformasi, baik yang disengaja maupun tidak.

Ketiga, peran influencer dalam demokrasi digital memunculkan pertanyaan tentang representasi dan legitimasi. Influencer politik seringkali tidak memiliki mandat demokratis formal, namun dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini publik" (Freelon, 2017, p. 1005). 

Dalam konteks #KawalPutusanMK, meskipun influencer memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi, mereka tidak selalu memiliki keahlian hukum atau mandat formal untuk menginterpretasikan putusan MK.

Manfaat

Terlepas dari tantangan-tantangan ini, peran influencer dalam demokrasi digital juga membawa potensi positif. Media sosial dan influencer dapat "mempercepat pembentukan gerakan sosial dan memfasilitasi partisipasi politik yang lebih luas (Tufekci, 2017).

Dalam kasus #KawalPutusanMK, influencer membantu meningkatkan kesadaran publik tentang proses hukum dan mendorong partisipasi warga dalam mengawasi lembaga demokrasi.

Lebih lanjut, aktivisme digital yang dipimpin oleh influencer dapat membantu menghubungkan gerakan lokal dengan jaringan global, menciptakan solidaritas transnasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun