Sengketa Laut China Selatan bukan hanya tentang batas-batas teritorial atau sumber daya alam. Ini adalah ujian bagi arsitektur keamanan regional dan kemampuan kawasan untuk mengelola konflik di era persaingan kekuatan besar. ASEAN, dengan segala keterbatasannya, tetap menjadi harapan terbaik untuk menjembatani perbedaan dan mencari solusi diplomatik.
Namun, untuk berhasil, ASEAN harus berani melakukan introspeksi dan pembaruan. Organisasi ini perlu menemukan keseimbangan yang tepat antara prinsip non-interferensi dan kebutuhan untuk mengambil sikap yang lebih tegas terhadap tindakan-tindakan yang mengancam stabilitas regional.Â
ASEAN juga harus memperkuat mekanisme pengambilan keputusannya dan meningkatkan kapasitasnya untuk implementasi dan penegakan kesepakatan.
Pada akhirnya, masa depan Laut China Selatan dan peran ASEAN di dalamnya akan ditentukan oleh kemampuan semua pihak untuk mengedepankan diplomasi di atas konfrontasi, dialog di atas provokasi, dan kepentingan bersama di atas ambisi sepihak.Â
Di tengah gelombang konflik yang terus bergejolak, ASEAN harus terus berupaya menjadi pelampung stabilitas, menjembatani perbedaan, dan mengarahkan kawasan menuju perairan yang lebih tenang dan damai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H