Lebih lanjut, dplomasi sebagai alat utama kebijakan luar negeri akan menjadi ciri khas administrasi Harris. Harris kemungkinan akan mengembalikan diplomasi ke garis depan kebijakan luar negeri AS, dengan penekanan pada negosiasi multilateral dan pembangunan koalisi.Â
Praktek diplomasi ini akan tampak jelas pada upaya Harris untuk menyelesaikan konflik di Ukraina dan meredakan ketegangan dengan China. Bahkan, diplomasi itu juga akan dilakukan dalam mempengaruhi sikap Israel terhadap Palestina.
Aspek keempat adakah komitmen Harris terhadap aliansi tradisional AS akan tetap menjadi prioritas utama. Ada keyakinan kuat bahwa kekuatan Amerika terletak pada kekuatan aliansinya. Harris diperkirakan akan melanjutkan upaya untuk memperkuat NATO dan aliansi di Asia-Pasifik, sambil beradaptasi dengan realitas geopolitik baru.Â
Adaptasi itu diperkirakan mendorong Harris untuk memodernisasi aliansi AS untuk menghadapi tantangan abad ke-21, termasuk ancaman siber dan perubahan iklim. Aliansi ini termasuk yang di kawasan Indo-Pasifik, seperti QUADS dan AUKUS.Â
Aspek kelima berkaitan dengan pendekatan komprehensif terhadap keamanan nasional akan menjadi karakteristik penting kebijakan Harris. Keamanan di era modern memerlukan pemahaman yang lebih luas, melampaui kekuatan militer tradisional (Nye, 2022).Â
Dengan pandangan itu, Harris diperkirakan akan memberikan prioritas tinggi pada isu-isu, seperti keamanan siber, ketahanan terhadap pandemi, dan mitigasi perubahan iklim sebagai komponen integral keamanan nasional AS.
Selanjutnya, aspek keenam adalah perdagangan internasional. Harris kemungkinan akan mengadopsi pendekatan yang menyeimbangkan keterbukaan ekonomi dengan perlindungan kepentingan domestik. Kebijakan perdagangan Harris akan berusaha memaksimalkan manfaat globalisasi sambil melindungi pekerja Amerika dan standar lingkungan.Â
Lalu, aspek ketujuh yaitu dukungan Harris pada soft power sebagai elemen kunci dalam strategi Harris untuk memulihkan kepemimpinan global AS. Joseph Nye (2024) menegaskan kemampuan AS untuk menarik dan mempengaruhi melalui nilai-nilai dan budaya akan menjadi aset krusial dalam diplomasi abad ke-21.Â
Harris bakal menaruhnperhatian pada peningkatan investasi dalam program pertukaran budaya, bantuan luar negeri, dan diplomasi publik untuk meningkatkan citra dan pengaruh AS di panggung global.
Aspek kedelapan berfokus pada pembangunan global sebagai strategi Harris untuk mempromosikan stabilitas internasional. Investasi dalam pembangunan global adalah investasi dalam keamanan AS (Sachs, 2024). Komitmen ini mendorong pemerintahan Harris, jika terpilih nanti, meningkatkan anggaran bantuan luar negeri AS dan memprioritaskan program-program yang mengatasi akar penyebab ketidakstabilan global, seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, dan perubahan iklim.
Selain isu-isu global di atas, pemerintahan Harris juga dapat diprediksi mempersiapkan kebijakan AS dalam merespons dinamika kawasan dan negara-negara tertentu.