Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pertemuan Prabowo-Putin: Simbol "Good Neighbor Policy" Indonesia 2024-2029

5 Agustus 2024   20:18 Diperbarui: 6 Agustus 2024   04:45 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin pada 31 Juli 2024 | Dok. Gerindra

Implementasi good neighbor policy juga harus mempertimbangkan dinamika internal Indonesia. Kebijakan luar negeri yang terlalu condong ke salah satu pihak dapat memicu kritik dari oposisi dan masyarakat sipil.

Prabowo harus mampu menjelaskan manfaat dari pendekatan ini kepada publik Indonesia, sambil tetap menjaga transparensi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan kebijakan luar negeri.

Pada umumnya, isu-isu internasional tidak terlalu menjadibperhatian masyarakat Indonesia. Namun, isu-isu Palestina dan kedekatan dengan China, misalnya, menjadi sumber sensitivitas publik di negeri ini.

Tantangan lain yang dihadapi Prabowo adalah memastikan bahwa kerja sama yang dijalin dengan negara-negara lain tidak merugikan kepentingan nasional atau membahayakan kedaulatan negara. Ini termasuk menghindari ketergantungan berlebihan pada satu negara atau blok negara tertentu, baik dalam hal ekonomi maupun keamanan.

Ke depannya, implementasi good neighbor policy ini perlu diikuti dengan langkah-langkah konkret untuk memperkuat hubungan bilateral dengan berbagai negara. Ini bisa meliputi peningkatan kerja sama ekonomi, pertukaran budaya, kerja sama pendidikan, serta kolaborasi dalam isu-isu global seperti perubahan iklim dan keamanan siber.

Ulasan di atas menegaskan bahwa pertemuan langka antara Prabowo dan Putin dapat dilihat sebagai simbol dari good neighbor policy yang akan menjadi salah satu pilar utama politik luar negeri Indonesia di periode 2024-2029. 

Isu-isu domestik berkaitan dengan kebijakan luar negeri mengenai siapa sosok Menteri Luar Negeri (Menlu) dan sejauh mana kedekatan Menlu mendatang dengan Presiden terpilih Prabowo bisa menjadi faktor pendukung  keberhasilan diplomasi negeri ini di lima tahun ke depan.

Implementasi kebijakan ini memang menghadapi berbagai tantangan kompleks, mulai dari menyeimbangkan hubungan dengan kekuatan-kekuatan global yang saling bersaing, menjaga kohesi ASEAN, hingga memastikan kebijakan luar negeri tetap sejalan dengan kepentingan nasional dan aspirasi masyarakat Indonesia. 

Keberhasilan Prabowo dalam mengatasi tantangan-tantangan ini akan menentukan efektivitas good neighbor policy dan posisi Indonesia di kancah internasional selama periode kepemimpinannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun