Implementasi tiga pilar Komunitas ASEAN terus menghadapi tantangan struktural. Jetschke (2009) mencatat kesenjangan yang signifikan antara retorika ASEAN tentang integrasi regional dan realitas politik domestik di negara-negara anggota.Â
Ini terlihat jelas dalam implementasi yang tidak merata dari komitmen AEC di berbagai negara anggota. Keterbatasan kapasitas institusional ASEAN juga menjadi hambatan.Â
Chong (2017) mengobservasi keterbatasan institusional ASEAN. Kelemahan ini sering kali menghambat kemampuannya untuk mengimplementasikan kebijakan yang ambisius. Ini mencerminkan kebutuhan untuk penguatan Sekretariat ASEAN dan mekanisme pemantauan dan evaluasi yang lebih efektif.
Terlepas dari tantangan-tantangan ini, konsep Komunitas ASEAN tetap relevan sebagai kerangka untuk integrasi regional di Asia Tenggara. Acharya (2017) berpendapat bahwa meskipun implementasinya tidak sempurna, Komunitas ASEAN telah memberikan visi dan arah bagi kerjasama regional yang lebih dalam dan luas.
Ke depan, keberhasilan Komunitas ASEAN akan bergantung pada kemampuannya untuk beradaptasi dengan tantangan kontemporer sambil tetap mempertahankan prinsip-prinsip intinya.Â
Di antara negara-negara anggota ASEAN, ada kebutuhan terhadap keseimbangan yang hati-hati antara aspirasi regional dan realitas nasional, serta kemampuan untuk menavigasi lanskap geopolitik dan ekonomi global yang terus berubah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H