Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC) tetap menjadi pilar yang paling ambisius dan telah mencapai beberapa kemajuan signifikan. AEC telah berhasil mengurangi hambatan perdagangan intra-ASEAN dan meningkatkan daya tarik kawasan sebagai tujuan investasi.Â
Contoh konkretnya adalah pengurangan tarif melalui ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA) dan implementasi ASEAN Single Window untuk memfasilitasi perdagangan.
Namun, AEC juga menghadapi tantangan besar. meskipun ada kemajuan dalam integrasi ekonomi, ASEAN masih jauh dari menjadi pasar tunggal yang sepenuhnya terintegrasi. Pandemi COVID-19 telah semakin menyoroti kerentanan rantai pasokan regional dan ketergantungan ekonomi ASEAN pada pasar global.
Inisiatif terbaru seperti ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF) mencerminkan upaya AEC untuk merespons tantangan ekonomi pasca-pandemi. Namun, efektivitas ACRF akan bergantung pada implementasi yang konsisten dan koordinasi yang erat antar negara anggota ASEAN.
Komunitas Sosial-Budaya ASEAN (ASCC) bertujuan menciptakan masyarakat ASEAN yang berpusat pada rakyat. Caballero-Anthony (2014) menekankan bahwa ASCC mewakili upaya ASEAN untuk mengatasi 'defisit sosial' yang sering dikritik dalam proses integrasi regionalnya.Â
Beberapa inisiatif ASCC yang relevan saat ini termasuk ASEAN Declaration on Strengthening Social Protection dan ASEAN Work Plan on Youth 2021-2025.
Pandemi COVID-19 telah menyoroti pentingnya ASCC, terutama dalam konteks kesehatan publik dan perlindungan sosial. ASEAN telah merespons melalui berbagai inisiatif seperti COVID-19 ASEAN Response Fund dan ASEAN Comprehensive Recovery Framework.Â
Namun, Djalante et al. (2020) mencatat bahwa respons ASEAN terhadap COVID-19 menunjukkan keterbatasan dalam koordinasi regional dan kecenderungan negara-negara anggota untuk mengutamakan pendekatan nasional.
Interaksi antara ketiga pilar ini semakin penting dalam menghadapi tantangan kontemporer. Misalnya, isu perubahan iklim memerlukan pendekatan yang melibatkan aspek keamanan (APSC), ekonomi (AEC), dan sosial-lingkungan (ASCC).Â
Meminjam pandangan Nesadurai (2017), pendekatan ASEAN terhadap isu-isu lintas batas seperti kabut asap menunjukkan pentingnya interaksi antar pilar dalam menangani tantangan regional.