Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

La Roja Spanyol Merebut Trofi Euro 2024?

14 Juli 2024   23:30 Diperbarui: 14 Juli 2024   23:35 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemenangan tipis Spanyol lewat gol tunggal seolah menjadi metafora tentang kebangkitan ekonomi Spanyol yang perlahan, namun pasti.

Di perempat final, Spanyol bertemu dengan Prancis. Duel ini adalah pertarungan antara dua filosofi sepak bola: tiki-taka Spanyol yang telah berevolusi melawan pragmatisme Prancis yang efektif. 

Kemenangan dramatis Spanyol lewat adu penalti bukan hanya tentang lolos ke semifinal, tapi juga pembuktian bahwa sepak bola indah masih bisa berjaya di era modern.

Unai Simón, kiper yang sempat diragukan, muncul sebagai pahlawan dengan dua penyelamatan krusial dalam adu penalti. Ia menjadi simbol dari resiliensi Spanyol, negara yang telah bangkit dari krisis ekonomi dan kini siap kembali ke puncak Eropa.

Semifinal melawan Jerman menjadi ujian terberat bagi skuad muda Spanyol. Menghadapi tim yang sarat pengalaman, La Roja menunjukkan kematangan dan pesona mereka. 

Gavi, yang baru berusia 19 tahun, tampil memukau dengan mengontrol tempo permainan. Kemenangan 2-1 bukan hanya tentang lolos ke final, tapi juga pernyataan bahwa generasi baru Spanyol telah siap mengambil alih tahta Eropa.

Perjalanan menuju final ini juga menjadi cermin dari kompleksitas politik internal Spanyol. Ketika tim nasional bermain, perbedaan antara Castilla, Catalonia, dan Basque seolah lenyap. Laga bola seakan meninabobokkan mereka dari realitas di luar lapangan.

Namun, di balik persatuan sementara ini, tetap ada tensi yang tak terucapkan. Keputusan para pemain untuk tidak menyanyikan lagu kebangsaan sebelum pertandingan menjadi pengingat akan kompleksitas identitas nasional Spanyol.

Dukungan untuk tim nasional mengalir dari berbagai penjuru Spanyol. Dari plaza-plaza di Madrid hingga ramblas di Barcelona, seluruh negeri bersatu dalam harapan. Bahkan Raja Felipe VI, dalam pesan khususnya, menyebut tim ini sebagai cerminan dari Spanyol modern yang beragam namun bersatu.

Apapun hasil akhir di Berlin nanti, Spanyol telah menulis ulang narasi mereka di panggung Eropa. Mereka bukan lagi tim yang mengandalkan nama-nama besar, tapi sebuah kolektif muda yang berani bermimpi besar. 

Perjalanan mereka adalah kisah tentang regenerasi, tentang keberanian untuk berubah, dan tentang menemukan identitas baru di tengah dunia yang terus berubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun