Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kontinuitas Dukungan Indonesia di Masa Pemerintahan Prabowo terhadap Palestina

9 Juni 2024   00:02 Diperbarui: 9 Juni 2024   00:02 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Terpilih Prabowo Subianto dalam forum Shangri-La Dialogue ke-21 di Singapura, Sabtu (1/6/2024) menegaskan secara terus terang tetap membela rakyat Gaza, Palestina, dari agresi Israel. Pernyataan ini memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pendukung utama Palestina di kancah internasional.

Dukungan Indonesia terhadap Palestina dapat dijelaskan melalui perspektif konstruktivisme dalam studi Hubungan Internasional. Konstruktivisme memandang bahwa identitas, norma, dan nilai bersama memainkan peran penting dalam membentuk perilaku negara di tingkat internasional (Wendt, 1999).

Dalam konteks ini, keberpihakan Indonesia kepada Palestina berakar dari kesamaan identitas sebagai sesama negara dengaan mayoritas penduduk beragama Islam dan pengalaman historis menghadapi kolonialisme. Sentimen ini kemudian membentuk norma dan nilai yang dianut Indonesia, yaitu penolakan terhadap penjajahan dan dukungan bagi kemerdekaan bangsa-bangsa tertindas.

Dukungan Indonesia terhadap Palestina bukan semata-mata didorong oleh solidaritas keislaman, namun juga komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan universal. Pendirian ini berasal dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang mengamanatkan Indonesia untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 

Membela Palestina dipandang sebagai wujud konsistensi Indonesia memegang prinsip-prinsip dasarnya sebagai bangsa.

Menteri Pertahanan
Sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto telah melakukan beberapa langkah konkret untuk mendukung Palestina. Prabowo menyatakan dukungan tegas Indonesia bagi kemerdekaan Palestina dalam berbagai kesempatan. Saat terjadi serangan di Gaza, Prabowo langsung menegaskan bahwa Indonesia berdiri bersama Palestina meski dalam situasi tersulit.

Merespon banyaknya korban rakyat Palestina di Gaza, Prabowo mengirimkan kapal rumah sakit milik TNI ke Gaza, Palestina. Tujuannya untuk misi kemanusiaan dan memberikan bantuan medis bagi warga Palestina yang terdampak konflik .

Kementerian Pertahanan di bawah Prabowo juga menerima mahasiswa Palestina sebagai kadet. Mereka mendapat beasiswa untuk belajar di Universitas Pertahanan Indonesia. 

Dalam kapasitasnya sebagai Menhan, Prabowo juga berdiplomasi memperjuangkan kepentingan Palestina. Salah satu upayanya adalah menyuarakan kekecewaan terhadap sikap negara-negara Barat yang membiarkan pembantaian terjadi.

Prabowo menyalurkan bantuan kemanusiaan senilai Rp 5 miliar dari dana pribadinya untuk membantu rakyat Palestina. Bantuan itu disalurkan melalui perantara dari Tim Kampanye Nasional. 

Dalam pidatonya di forum internasional seperti IISS Manama Dialogue 2021, Prabowo menegaskan komitmen Indonesia mendukung solusi damai yang komprehensif bagi kemerdekaan Palestina.

Prabowo juga menerima kunjungan PM Palestina, Mohammad Shtayyeh, di kantornya. Dalam kesempatan itu, Menhan Prabowo menegaskan dukungan Indonesia bagi perjuangan Palestina akan terus berlanjut dalam bentuk nyata.

Melalui diplomasi, bantuan kemanusiaan, dan pernyataan sikap, Prabowo sebagai Menhan telah secara konsisten menunjukkan komitmen kuat untuk mendukung Palestina dan memperjuangkan kemerdekaannya.

Di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo, Indonesia diperkirakan akan mengambil peran lebih proaktif dalam mendorong solusi konflik Israel-Palestina. Prabowo dikenal sebagai tokoh nasionalis dengan rekam jejak panjang dalam diplomasi dan hubungan luar negeri.

Di samping itu, Prabowo juga memiliki kedekatan personal dengan sejumlah pemimpin negara-negara Arab dan Timur Tengah. Modal ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas Indonesia sebagai penengah dalam proses perdamaian di Palestina.

Posisi Indonesia yang sejak awal berpihak pada perjuangan Palestina merupakan manifestasi dari politik luar negeri bebas-aktif. Dengan figur Prabowo sebagai presiden, Indonesia berpeluang memainkan peran lebih strategis sebagai kekuatan penengah, baik melalui kerja sama bilateral, multilateral, maupun di forum-forum internasional seperti PBB.

Secara konkret, dukungan Indonesia dapat diwujudkan melalui berbagai inisiatif. Pertama, secara politik, Indonesia dapat meningkatkan lobi internasional untuk menggalang pengakuan luas bagi kemerdekaan Palestina, khususnya dari negara-negara yang belum mengakuinya.

Kedua, Indonesia dapat memperkuat bantuan kemanusiaan dan pembangunan di Palestina, baik secara langsung maupun melalui kerja sama dengan negara-negara dan lembaga-lembaga internasional lain. Bantuan ini penting untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina serta mendukung peningkatan kapasitas dan kemandirian mereka.

Ketiga, Indonesia dapat mendorong dialog dan rekonsiliasi antara faksi-faksi yang bertikai di Palestina, terutama Hamas dan Fatah, demi mencapai persatuan sikap dalam menghadapi Israel. Upaya ini selaras dengan peran historis Indonesia sebagai kekuatan moderat yang menjembatani perbedaan di antara negara-negara muslim (Fouda, 2019).

Keempat, Indonesia perlu mengoptimalkan forum-forum multilateral, seperti Gerakan Non-Blok, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan PBB untuk terus menyuarakan dukungan bagi Palestina dan mendesak masyarakat internasional mengambil langkah konkret mewujudkan solusi dua negara (two-state solution). Konsistensi sikap ini akan mengukuhkan citra positif Indonesia sebagai "champion of Palestinian cause" (Alami, 2020).

Tantangan
Namun, upaya-upaya tersebut juga menghadapi tantangan, terutama sikap negara-negara kuat seperti Amerika Serikat yang cenderung memihak Israel. Kebijakan kontroversial Presiden Donald Trump memindahkan kedutaan besar AS ke Yerusalem pada 2018 lalu menunjukkan kuatnya dukungan Washington terhadap Israel. 

Kondisi ini membatasi ruang gerak Indonesia dan negara-negara pro-Palestina lainnya. Karenanya, pendekatan yang lebih luwes dan konstruktif diperlukan dalam menghadapi kompleksitas konflik Israel-Palestina.

Indonesia perlu menyeimbangkan idealisme dengan pragmatisme. Ketegasan sikap harus dibarengi upaya diplomasi kreatif yang melibatkan semua pihak, termasuk menjalin komunikasi dengan Israel, tanpa harus mengabaikan komitmen terhadap Palestina.

Komitmen Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk melanjutkan dukungan terhadap Palestina patut diapresiasi. Kontinuitas komitmen itu merefleksikan konsistensi Indonesia dalam memegang prinsip politik luar negeri bebas-aktif dan solidaritas terhadap bangsa-bangsa tertindas.

Melalui pendekatan yang terukur dan konstruktif, Indonesia berpeluang berkontribusi lebih signifikan bagi perdamaian dan stabilitas kawasan, serta mewujudkan cita-cita kemerdekaan Palestina yang telah diperjuangkan selama lebih dari tujuh dekade.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun