Dalam pidatonya di forum internasional seperti IISS Manama Dialogue 2021, Prabowo menegaskan komitmen Indonesia mendukung solusi damai yang komprehensif bagi kemerdekaan Palestina.
Prabowo juga menerima kunjungan PM Palestina, Mohammad Shtayyeh, di kantornya. Dalam kesempatan itu, Menhan Prabowo menegaskan dukungan Indonesia bagi perjuangan Palestina akan terus berlanjut dalam bentuk nyata.
Melalui diplomasi, bantuan kemanusiaan, dan pernyataan sikap, Prabowo sebagai Menhan telah secara konsisten menunjukkan komitmen kuat untuk mendukung Palestina dan memperjuangkan kemerdekaannya.
Di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo, Indonesia diperkirakan akan mengambil peran lebih proaktif dalam mendorong solusi konflik Israel-Palestina. Prabowo dikenal sebagai tokoh nasionalis dengan rekam jejak panjang dalam diplomasi dan hubungan luar negeri.
Di samping itu, Prabowo juga memiliki kedekatan personal dengan sejumlah pemimpin negara-negara Arab dan Timur Tengah. Modal ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas Indonesia sebagai penengah dalam proses perdamaian di Palestina.
Posisi Indonesia yang sejak awal berpihak pada perjuangan Palestina merupakan manifestasi dari politik luar negeri bebas-aktif. Dengan figur Prabowo sebagai presiden, Indonesia berpeluang memainkan peran lebih strategis sebagai kekuatan penengah, baik melalui kerja sama bilateral, multilateral, maupun di forum-forum internasional seperti PBB.
Secara konkret, dukungan Indonesia dapat diwujudkan melalui berbagai inisiatif. Pertama, secara politik, Indonesia dapat meningkatkan lobi internasional untuk menggalang pengakuan luas bagi kemerdekaan Palestina, khususnya dari negara-negara yang belum mengakuinya.
Kedua, Indonesia dapat memperkuat bantuan kemanusiaan dan pembangunan di Palestina, baik secara langsung maupun melalui kerja sama dengan negara-negara dan lembaga-lembaga internasional lain. Bantuan ini penting untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina serta mendukung peningkatan kapasitas dan kemandirian mereka.
Ketiga, Indonesia dapat mendorong dialog dan rekonsiliasi antara faksi-faksi yang bertikai di Palestina, terutama Hamas dan Fatah, demi mencapai persatuan sikap dalam menghadapi Israel. Upaya ini selaras dengan peran historis Indonesia sebagai kekuatan moderat yang menjembatani perbedaan di antara negara-negara muslim (Fouda, 2019).
Keempat, Indonesia perlu mengoptimalkan forum-forum multilateral, seperti Gerakan Non-Blok, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan PBB untuk terus menyuarakan dukungan bagi Palestina dan mendesak masyarakat internasional mengambil langkah konkret mewujudkan solusi dua negara (two-state solution). Konsistensi sikap ini akan mengukuhkan citra positif Indonesia sebagai "champion of Palestinian cause" (Alami, 2020).
Tantangan
Namun, upaya-upaya tersebut juga menghadapi tantangan, terutama sikap negara-negara kuat seperti Amerika Serikat yang cenderung memihak Israel. Kebijakan kontroversial Presiden Donald Trump memindahkan kedutaan besar AS ke Yerusalem pada 2018 lalu menunjukkan kuatnya dukungan Washington terhadap Israel.Â