Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Diplomasi Publik Indonesia Membangun Norma Perdamaian di Laut China Selatan

26 Mei 2024   21:57 Diperbarui: 28 Mei 2024   17:25 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan upaya-upaya ini, Indonesia berusaha membangun identitas ASEAN sebagai kawasan yang aman, damai, dan stabil, di mana penyelesaian sengketa dilakukan secara damai melalui diplomasi dan kerja sama regional. Hal ini penting untuk mendorong sentralitas ASEAN dan mempromosikan perdamaian dalam mengelola sengketa seperti di Laut China Selatan.

Sea of Peace

Selain itu, Indonesia juga aktif mendorong norma-norma yang menentang penggunaan kekerasan dan mempromosikan penyelesaian sengketa secara damai. Indonesia telah memainkan peran penting dalam membangun norma-norma damai dan kerja sama di kawasan ASEAN. 

Melalui diplomasi publik, Indonesia berupaya meyakinkan aktor-aktor di kawasan tersebut bahwa penyelesaian damai sengketa Laut China Selatan adalah satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian dan stabilitas yang berkelanjutan.

Upaya ini juga didukung oleh pembentukan narasi baru tentang Laut China Selatan sebagai sea of peace atau laut perdamaian, bukan sea of conflict atau laut konflik. Diplomasi publik Indonesia telah berhasil mempromosikan narasi Laut China Selatan sebagai laut perdamaian yang menjadi simbol kerja sama dan stabilitas kawasan. 

Norma perdamaian juga diupayakan melalui beberapa workshop atau pertemuan ahli di bidang non-politik (pertahanan). Workshop mengenai managing potential conflicts in the South China Sea, misalnya, menjadi salah satu pertemuan tahunan sejak lebih dari 25 tahun lalu.

Walaupun bersifat jangka pendek dan sektoral, kerja sama itu belum mampu mendorong kesepakatan konkret di antara negara-negara yang bersengketa klaim di Laut China Selatan. 

Meski begitu, upaya membangun narasi baru ini tetap dilanjutkan, Indonesia dan negara-negara lain berkomitmen dapat mengubah persepsi dan perilaku aktor-aktor di kawasan tersebut.

Tantangan

Namun, upaya ini ternyata tidak lepas dari tantangan dan kritik. Meskipun pendekatan Indonesia dalam membangun identitas ASEAN mendapat apresiasi, ada beberapa kritik yang diajukan oleh berbagai pihak. Kritik itu, misalnya, meliputi: 

1. Pandangan bahwa Indonesia dianggap terlalu lunak dan tidak cukup tegas dalam merespons klaim-klaim teritorial yang berlebihan dan tindakan provokatif di Laut China Selatan. Kritik ini menilai Indonesia seharusnya mengambil sikap yang lebih keras dan tidak hanya mengandalkan diplomasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun