Praktik serupa juga diadopsi oleh perusahaan McDonald's di Amerika Serikat. Gerai-gerai McDonald's kini semakin banyak mempekerjakan lansia sebagai kasir, penyaji makanan, hingga manajer.Â
Menurut juru bicara McDonald's, karyawan senior umumnya lebih stabil, dapat diandalkan, dan memiliki keterampilan interpersonal yang kuat. Mereka juga cenderung lebih puas dengan pekerjaannya.
Memberdayakan lansia di dunia kerja bukan hanya soal mengakomodasi kebutuhan finansial mereka. Lebih dari itu, ini adalah upaya untuk menghargai keberadaan, potensi, dan kontribusi mereka dalam masyarakat.Â
Jepang, misalnya, akan memiliki 60% penduduk berusia lebih dari 65 tahun dalam 25 tahun ke depan. Akibatnya, negara itu akan kekurangan tenaga kerja hampir 8,5 juta orang. Kondisi itu memaksa beberapa perusahaan mempekerjakan penduduk lansia di bagian-bagian tertentu.
Penduduk lansia dianggap menjadi solusi kekurangan pekerja. Bagi para lansia, dengan tetap aktif dan merasa dibutuhkan, mereka dapat menjaga kesehatan fisik dan mental. Mereka juga dapat mengurangi risiko depresi dan demensia, serta mempertahankan jaringan sosial yang lebih luas.
Mempekerjakan lansia tentunya perlu mempertimbangkan kapasitas dan kondisi masing-masing individu. Perusahaan perlu menyediakan lingkungan dan fasilitas kerja yang akomodatif, misalnya dengan menyesuaikan jam kerja, memberikan istirahat yang cukup, serta memastikan aksesibilitas dan keselamatan kerja.Â
Pelatihan dan pendampingan juga diperlukan untuk membantu lansia beradaptasi dengan tempat kerjanya. Apalagi perkembangan teknologi dan tuntutan bidang pekerjaan baru menjadikan para lansia semakin diperlukan.
Inisiatif Boga Group perlu diapresiasi dan diikuti oleh lebih banyak perusahaan di Indonesia. Dengan populasi lansia yang terus bertambah, kita perlu mengubah cara pandang terhadap usia dan produktivitas.Â
Meski demikian, peluang kerja bagi lansia ini tidak kemudian menjadi sebuah keharusan. Sebaliknya, peluang ini menjadi pilihan menarik bagi pencari kerja.Â
Satu isu penting perlu mendapat perhatian, yaitu kesehatan para lansia. Pemberdayaan lansia diharapkan memberikan peluang positif ketimbang persoalan.
Kritik atau penolakan terhadap lansia yang bekerja tentu saja ada dan, malah, bisa menjadi kontroversi di tengah masyarakat. Kritik itu perlu menjadi sarana antisipasi dan monitoring bagi keselamatan kerja para lansia, misalnya.