Dalam situasi di mana kepentingan nasional begitu dominan, inisiatif perdamaian sering kali sulit dilakukan. Seperti yang dikatakan oleh Morgenthau, politik internasional, seperti semua politik, adalah perjuangan untuk mendapatkan kekuasaan.Â
Dalam perjuangan ini, negara-negara akan menggunakan berbagai alat, termasuk kekuatan militer dan diplomasi, untuk mencapai tujuan nasional mereka. Meskipun demikian, bukan berarti tidak ada harapan untuk perdamaian antara Israel dan Iran.Â
Kerjasama dan dialog tetap mungkin dilakukan bahkan di antara musuh bebuyutan sekalipun. Menurut Axelrod (1984), kerja sama dapat muncul dalam situasi konflik jika pihak-pihak yang terlibat memiliki ekspektasi interaksi jangka panjang dan mampu mengembangkan norma-norma timbal balik.Â
Dalam konteks Israel-Iran, ini berarti bahwa kedua negara perlu melihat hubungan mereka dalam perspektif jangka panjang dan mulai membangun kepercayaan melalui langkah-langkah kecil.
Pada akhirnya, prospek perdamaian antara Israel dan Iran akan sangat bergantung pada kemauan kedua negara untuk mengesampingkan kepentingan nasional jangka pendek demi stabilitas dan keamanan regional jangka panjang.Â
Jalan menuju perdamaian antara Israel-Iran diyakini masih panjang dan berliku. Dominasi kepentingan nasional dan kurangnya kepercayaan antara kedua negara akan terus menjadi rintangan signifikan.Â
Meski demikian, dengan komitmen dan upaya dari semua pihak yang terlibat ---baik Israel, Iran, maupun masyarakat internasional--- masih ada harapan untuk mengubah dinamika konflik ini dan mencapai perdamaian yang langgeng di Timur Tengah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H