Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Laut China Selatan, Urgensi Keamanan Maritim di Tengah Ketegangan Filipina-China

6 April 2024   21:56 Diperbarui: 8 April 2024   06:02 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, pertemuan antara ASEAN dan China cenderung bersifat formal-normatif mengenai perdamaian di Laut China Selatan. Akibatnya, tata kelola kawasan Laut China Selatan lebih tergantung kepada kebijakan China semata.

Walaupun Filipina, dan bahkan negara-negara lainnya yang berkonflik, menuntut penghentian kekerasan maritim ke pada pemerintah China, praktik-praktik provokasi angkatan laut China diperkirakan tetap berlangsung. 

Lebih lanjut, ketika insiden antara Filipina-China terjadi beberapa minggu yang lalu, ke-40 negara di Indo-Pasifik ternyata tidak memberikan perhatian secukupnya. Akibatnya, Laut China Selatan berada pada situasi status quo yang bisa berubah secara tidak terduga. 

Berbagai negara perlu memikirkan alternatif strategi agar China mau menerapkan AOIP dalam tata kelola maritim di kawasan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun