Serangan teroris yang terjadi di Crocus City Hall di luar Moskow pada Jumat (22/3/2024) telah mengejutkan dunia internasional. Korban tewas mencapai lebih dari 144 orang dan 150 orang diperkirakan menggalami luka-luka.Â
Serangan teroris itu terjadi ketika beberapa negara anggota NATO mempersiapkan militernya berperang melawan Rusia. Bahkan, perang Rusia-Ukraina masih berkepanjangan sejak Februari 2021, tanpa kejelasan mengenai prospek perdamaian.
Ada sinyalemen bahwa serangan teroris di Crocus City Hall di pinggiran Moskow bukanlah sebuah kejutan. Konon, pemerintah Rusia dikabarkan menolak peringatan intelijen AS tentang serangan yang akan datang oleh kelompok "ekstremis."Â
Selain itu, Putin mungkin menggunakan Ukraina sebagai kambing hitam atas serangan itu. Hingga saat ini, kecenderungan menyalahkan pihak Ukraina lebih besar ketimbang kelompok "ekstrimis" sebagai pelaku serangan itu.Â
Walaupun kelompok ISIS telah mengakui secara publik, namun pemerintahan baru di Rusia tetap mengarahkan tuduhan ke Ukraina. Beberapa penangkapan terduga teroris juga menunjuk ke Ukraina.Â
Terlepas dari itu semua, serangan tersebut tidak hanya mengakibatkan korban jiwa yang besar, tetapi juga memiliki dampak yang luas terhadap politik, keamanan, dan hubungan internasional yang luas. Â
Politik Domestik
Seperti telah disebut di atas, salah satu dampak langsung dari serangan teroris ini adalah meningkatnya ketegangan politik antara Rusia dan Ukraina. Rusia mencoba menyalahkan Ukraina atas serangan tersebut. Namun, klaim itu tetu saja langsung ditolak oleh pemerintah Ukraina.Â
Serangan ini dapat menjadi pemicu bagi Rusia untuk mengambil tindakan yang lebih keras terhadap Ukraina, memperburuk situasi yang sudah tegang di wilayah tersebut. Di dalam Rusia sendiri, serangan teroris ini juga memiliki dampak politik yang signifikan.Â
Selain itu, serangan ini mengungkap kegagalan dari layanan keamanan Rusia yang seharusnya melindungi warganya. Hal ini dapat mengakibatkan kekhawatiran publik terhadap keamanan dan stabilitas negara.Â
Selanjutnya, serangan tak terduga itu menimbulkan tekanan politik terhadap pemerintahan baru di Moskow untuk mengambil tindakan yang lebih tegas dalam menangani ancaman teroris.
Pemerintahan baru di bawah Presiden Putin seakan mendapatkan legitimasi politiknuntuk melancarkan kebijakan-kebijakan anti-terorisme.Â
Dampak Regional
Serangan teroris di Moskow juga menimbulkan implikasi keamanan regional yang serius. Serangan ini menunjukkan bahwa Rusia juga rentan terhadap serangan terorisme, meskipun serangan teroris di tanah Rusia jarang terjadi dibandingkan dengan negara-negara Barat.Â
Yang menarik adalah bahwa serangan ini juga membuka peluang meningkatkan kerjasama keamanan antara Rusia dan negara-negara Eropa dalam upaya bersama untuk memerangi terorisme. Karakteristik benua/kontinental Eropa memudahkan negara-negara di benua biru itu bekerjasama melawan terorisme.
Sebaliknya, serangan ini juga dapat memperburuk ketegangan antara Rusia dan negara-negara Eropa. Negara-negara Eropa memang mengutuk serangan tersebut dan mengirimkan ucapan belasungkawa, namun mereka juga berhati-hati dalam merespons secara politik.Â
Situasi geopolitik pada saat ini tampaknya memaksa mereka menghindari terlibat dalam konflik politik antara Rusia dan Ukraina. Ada kekhawatiran bahwa serangan ini dapat memperumit hubungan mereka dengan Rusia dan mempengaruhi kerjasama di berbagai bidang, termasuk perdagangan dan energi.
Dampak Internasional
Respon internasional terhadap serangan teroris di Moskow juga memiliki dampak yang signifikan. Uni Eropa, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengutuk serangan tersebut dan mengekspresikan solidaritas mereka dengan Rusia.Â
Mereka menekankan pentingnya kerjasama internasional dalam memerangi terorisme global. Serangan ini juga dapat mempengaruhi upaya internasional dalam menangani ancaman terorisme.Â
Negara-negara di seluruh dunia dapat meningkatkan kerjasama mereka dalam berbagi intelijen, koordinasi keamanan, dan pencegahan serangan teroris. Serangan di Moskow dapat menjadi pengingat yang tragis bahwa terorisme adalah ancaman global yang memerlukan tanggapan bersama dari komunitas internasional.
Serangan teroris di Moskow telah memiliki dampak yang meluas, baik secara politik, keamanan, maupun internasional. Serangan inimeningkatkan ketegangan politik antara Rusia dan Ukraina serta mengungkap kegagalan dalam layanan keamanan Rusia.Â
Selain itu, serangan ini juga memperburuk hubungan regional dan dapat mempengaruhi kerjasama antara Rusia dan negara-negara Eropa. Respon internasional terhadap serangan ini menekankan pentingnya kerjasama internasional dalam memerangi terorisme global.
Pengalaman
Dalam menanggapi serangan terorisme di Moskow, Presiden Vladimir Putin memiliki sejarah respons yang kuat terhadap serangan-serangan teroris di masa lalu. Dalam serangkaian serangan teroris di Rusia pada 1999, Putin, yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri, mengambil tindakan keras dengan meluncurkan operasi militer di Chechnya sebagai balasan terhadap serangan tersebut.Â
Tindakan ini mendapat dukungan masyarakat Rusia yang menginginkan stabilitas dan keamanan. Di satu sisi, tindakan keras itu menjadi semacam pembenar untuk melindungi warganegaranya.
Namun, ada juga kritik terhadap respons Putin atas serangan terorisme pada waktu itu. Beberapa pakar studi Hubungan Internasional berpendapat bahwa tindakan keras Rusia terhadap terorisme dikawatirkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih subur bagi radikalisasi teroris di benua itu.Â
Mereka berpendapat bahwa pemberantasan terorisme tidak hanya dapat dilakukan melalui pendekatan militer. Upaya penanggulangan terorisme juga perku dilakukan melalui upaya-upaya pencegahan, rehabilitasi, dan pembangunan masyarakat yang lebih inklusif.
Dalam konteks serangan terorisme di Moskow, Putin mungkin mengambil langkah-langkah yang lebih tegas dalam menangani ancaman ini. Responnya bisa saja mencakup penguatan keamanan dalam negeri, peningkatan kerjasama dengan negara-negara tetangga untuk berbagi intelijen, dan peningkatan upaya pencegahan terorisme.Â
Namun, penting juga bagi Putin dan pemerintah Rusia untuk mempertimbangkan pendekatan yang lebih luas. Putin perlu mempertimbangkan upaya untuk mengatasi akar penyebab terorisme dan memperbaiki kondisi sosial-ekonomi yang dapat menjadi faktor pendorong bagi radikalisasi.
Di tengah perang Rusia-Ukraina, serangan terorisme di Moskow menunjukkan ancaman tak terduga yang patut mendapat perhatian bersama. Walau konsekuensi perang itu telah menciptakan pengkubuan antar-negara, negara-negara di seluruh dunia harus mampu bersatu dalam memerangi terorisme global.Â
Kerjasama multilateral dan pertukaran informasi yang lebih efektif harus ditingkatkan. Organisasi internasional, seperti PBB dan Uni Eropa, juga dapat memainkan peran yang lebih aktif dalam mendorong dialog dan kerjasama antara negara-negara yang terlibat dalam konflik yang terkait dengan serangan terorisme di Moskow.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H