Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

ASEAN dan Uni Eropa: "Masyarakat Internasional" di Tingkat Regional

17 Maret 2024   22:09 Diperbarui: 17 Maret 2024   22:16 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Organisasi regional dapat membantu mengatasi masalah-masalah yang sulit ditangani pada tingkat global, seperti perdagangan, perubahan iklim, dan keamanan regional (Fawcett, 2004).

Sebagai contoh, ASEAN telah memainkan peran penting dalam mempromosikan kerja sama ekonomi dan perdagangan di Asia Tenggara melalui inisiatif seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA bertujuan untuk menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang terintegrasi, serta meningkatkan daya saing dan konektivitas di kawasan (ASEAN Secretariat, 2020). 

Sementara itu, Uni Eropa telah menjadi kekuatan penting dalam diplomasi iklim global dan telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2050 (European Union, 2020).

Di sisi lain, regionalisme juga dapat menimbulkan tantangan bagi kohesi dan efektivitas masyarakat internasional global, seperti fragmentasi, tumpang tindih, dan ketegangan antara norma regional dan global (Hurrell, 2007). Misalnya, penekanan ASEAN pada non-intervensi dapat bertentangan dengan norma-norma global seperti tanggung jawab untuk melindungi (Responsibility to Protect atau R2P) dalam situasi krisis kemanusiaan. 

Sementara itu, kebijakan Uni Eropa dalam isu-isu, seperti perdagangan dan migrasi, terkadang menimbulkan gesekan dengan negara-negara di luar kawasan.

Perspektif English School lebih mampu menangkap ketegangan ini dibandingkan dengan konstruktivisme yang berfokus pada peran ide dan identitas. English School juga mempertimbangkan struktur normatif dan institusional yang lebih luas dari masyarakat internasional.

English School mengakui kompleksitas ini dan berupaya untuk menemukan keseimbangan antara kesatuan dan keragaman dalam konteks regionalisme. Dalam skenario ini, kerja sama antar-regional dan dialog lintas-regional akan menjadi semakin penting.

ASEAN, misalnya, telah terlibat dalam berbagai forum antar-regional, seperti ASEAN Regional Forum (ARF) dan East Asia Summit (EAS), untuk mempromosikan dialog keamanan dan kerja sama dengan mitra-mitra di luar kawasan. Uni Eropa juga telah menjalin kemitraan strategis dengan berbagai organisasi regional, seperti Uni Afrika dan Mercosur, untuk mengatasi tantangan global dan mempromosikan nilai-nilai bersama.

Visi alternatif adalah penguatan masyarakat internasional global yang didasarkan pada norma-norma universal dan institusi-institusi yang inklusif. Menurut Bull (1977, hal. 305), "regionalisme, dipahami dengan benar, kompatibel dengan tatanan internasional dan bahkan dapat menjadi sarana untuk memperkuatnya." 

Organisasi regional seperti ASEAN dan UE diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi tata kelola global dengan memperkuat kerja sama multilateral dan menjembatani perbedaan antara negara-negara anggotanya.

ASEAN dan Uni Eropa merupakan contoh organisasi regional yang telah memainkan peran penting dalam mempromosikan norma, nilai, dan kerja sama di antara negara-negara anggotanya, meskipun juga menghadapi tantangan dan keterbatasan tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun