Dalam KTT ini, Indonesia menekankan pentingnya memperkuat kerjasama Selatan-Selatan dalam bidang ekonomi, politik, dan keamanan (Kemlu RI, 2015).
Indonesia juga aktif terlibat dalam berbagai forum kerja sama Selatan-Selatan, seperti Forum Kerja Sama Asia-Afrika (AACF), Forum Kerja Sama Asia Timur-Amerika Latin (FEALAC), dan Konferensi Asia-Afrika (AAC) (Wicaksana, 2017).Â
Dalam forum-forum ini, Indonesia berupaya untuk mempromosikan solidaritas dan kerja sama di antara negara-negara berkembang, serta menyuarakan kepentingan bersama dalam menghadapi tantangan global.
Selain itu, pendekatan post-kolonial juga menekankan pentingnya membangun jaringan dan aliansi baru di antara negara-negara Dunia Selatan (Acharya, 2014). Dalam konteks ini, Indonesia telah berupaya untuk memperkuat kerjasama dengan negara-negara berkembang di kawasan Asia, Afrika, dan Amerika Latin.Â
Namun demikian, pendekatan post-kolonial juga menghadapi beberapa kritik dan tantangan. Menurut Amitav Acharya, salah satu tantangan utama bagi pendekatan post-kolonial adalah memastikan bahwa solidaritas Dunia Selatan tidak hanya bersifat retorika, tetapi juga dapat diterjemahkan ke dalam kerja sama praktis dan kebijakan yang nyata (Acharya, 2014).Â
Dalam konteks ini, Indonesia harus memastikan bahwa upaya untuk mendorong kerja sama Selatan-Selatan tidak hanya berhenti pada level retorika, tetapi juga disertai dengan langkah-langkah konkret dan kebijakan yang mendukung.
Selain itu, pendekatan post-kolonial juga menghadapi tantangan kompleksitas dan dinamika hubungan antara negara-negara Dunia Selatan itu sendiri. Meskipun memiliki kesamaan dalam pengalaman kolonial, kenyataan mengungkapkan bahwa negara-negara Dunia Selatan memiliki juga kepentingan dan prioritas yang berbeda-beda.
Analisis post-kolonial meningkat bahwa kebijakan luar negeri Indonesia juga berupaya mengkritik dan melawan dominasi negara-negara maju.Â
Indonesia seringkali menyuarakan pandangan kritis terhadap ketidakadilan dalam tata kelola global, seperti dalam isu perubahan iklim, perdagangan internasional, dan reformasi lembaga-lembaga multilateral.
IIndonesia juga harus mampu membangun konsensus dan memediasi perbedaan kepentingan di antara negara-negara berkembang untuk mempromosikan kerja sama Selatan-Selatan yang efektif.
Tantangan potensial lainnya adalah keterbatasan sumber daya dan kapasitas negara-negara berkembang dalam mengimplementasikan kerja sama yang efektif (Chandra & Amir, 2020).Â