Penjelasan ini seolah membenarkan upaya Indonesia untuk keluar dari kungkungan kekuasaan negara-negara Barat melalui hilirisasi nikel dan sumber dayanya.Â
Tantangan negara-negara Eropa menolak ekspor sawit Indonesia juga seakan menjadi justifikasi diplomasi Indonesia melawan dominasi negara-negara maju.
Dalam konteks ini, kerja sama Selatan-Selatan menjadi penting sebagai upaya negara-negara berkembang untuk mengatasi ketidakseimbangan kekuasaan dan membangun tatanan dunia yang lebih adil (Chandra & Amir, 2020).Â
Kerja sama Selatan-Selatan mengacu pada kolaborasi antar negara-negara berkembang dalam berbagai bidang. Tujuannya adalah saling memperkuat dan mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
Aktivisme Indonesia
Indonesia semakin aktif dalam mempromosikan kerja sama Selatan-Selatan sebagai bagian dari kebijakan luar negerinya. Sebagai negara berkembang terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki peran penting dalam memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang dan membangun tatanan dunia yang lebih seimbang.
Pada tahun 2022, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Kerja Sama Ekonomi Negara-Negara Non-Blok, sebuah organisasi yang beranggotakan 120 negara berkembang.Â
Dalam KTT tersebut, Indonesia menekankan pentingnya kerja sama ekonomi Selatan-Selatan untuk mengurangi ketergantungan terhadap negara-negara Utara (Barat) (Kemlu RI, 2022).
Melalui pendekatan post-kolonial, negara-negara berkembang harus mampu menciptakan ruang bagi suara-suara alternatif dari negara-negara Dunia Selatan untuk menyuarakan kepentingan dan perspektif mereka (Tickner, 2003).Â
Pada konteks ini, Indonesia telah berupaya untuk mempromosikan kerja sama Selatan-Selatan lewat forum-forum multilateral, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).Â
Indonesia juga menjadi salah satu pendiri Gerakan Non-Blok pada tahun 1961, sebuah organisasi yang mempromosikan solidaritas negara-negara berkembang dan menyuarakan kepentingan mereka di panggung global. Pada tahun 2015, Indonesia menjadi tuan rumah KTT Asia-Afrika di Jakarta, yang mempertemukan pemimpin dari negara-negara di dua benua tersebut.Â