Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menantang Warisan Kolonial: Indonesia Mendorong Kerja Sama Selatan-Selatan

16 Maret 2024   14:28 Diperbarui: 17 Maret 2024   08:32 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penjelasan ini seolah membenarkan upaya Indonesia untuk keluar dari kungkungan kekuasaan negara-negara Barat melalui hilirisasi nikel dan sumber dayanya. 

Tantangan negara-negara Eropa menolak ekspor sawit Indonesia juga seakan menjadi justifikasi diplomasi Indonesia melawan dominasi negara-negara maju.

Dalam konteks ini, kerja sama Selatan-Selatan menjadi penting sebagai upaya negara-negara berkembang untuk mengatasi ketidakseimbangan kekuasaan dan membangun tatanan dunia yang lebih adil (Chandra & Amir, 2020). 

Kerja sama Selatan-Selatan mengacu pada kolaborasi antar negara-negara berkembang dalam berbagai bidang. Tujuannya adalah saling memperkuat dan mencapai pembangunan yang berkelanjutan.

Aktivisme Indonesia

Indonesia semakin aktif dalam mempromosikan kerja sama Selatan-Selatan sebagai bagian dari kebijakan luar negerinya. Sebagai negara berkembang terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki peran penting dalam memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang dan membangun tatanan dunia yang lebih seimbang.

Pada tahun 2022, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Kerja Sama Ekonomi Negara-Negara Non-Blok, sebuah organisasi yang beranggotakan 120 negara berkembang. 

Dalam KTT tersebut, Indonesia menekankan pentingnya kerja sama ekonomi Selatan-Selatan untuk mengurangi ketergantungan terhadap negara-negara Utara (Barat) (Kemlu RI, 2022).

Melalui pendekatan post-kolonial, negara-negara berkembang harus mampu menciptakan ruang bagi suara-suara alternatif dari negara-negara Dunia Selatan untuk menyuarakan kepentingan dan perspektif mereka (Tickner, 2003). 

Pada konteks ini, Indonesia telah berupaya untuk mempromosikan kerja sama Selatan-Selatan lewat forum-forum multilateral, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). 

Indonesia juga menjadi salah satu pendiri Gerakan Non-Blok pada tahun 1961, sebuah organisasi yang mempromosikan solidaritas negara-negara berkembang dan menyuarakan kepentingan mereka di panggung global. Pada tahun 2015, Indonesia menjadi tuan rumah KTT Asia-Afrika di Jakarta, yang mempertemukan pemimpin dari negara-negara di dua benua tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun