Semarang telah mencontohkan bagaimana tradisi bisa jadi sarana mengungkap rasa syukur pada Tuhan dan menjadi jembatan penghubung antar warga.
Dugderan 2024 berhasil mengukuhkan identitas budaya Semarang, mengajarkan rasa syukur, kebersamaan, kepedulian sosial, sekaligus menumbuhkan toleransi dan saling memahami antar budaya.
Dugderan juga bisa mengungkapkan kenyataan mengenai toleransi dari berbagai budaya yang dibawa masyarakat di Semarang, seperti Jawa, Arab, China, dan Melayu.
Semoga momen seperti Dugderan ini terus menginspirasi generasi sekarang dan mendatang, di Semarang dan sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H