Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Australia-ASEAN di Melbourne, Australia, pada Maret 2024 layak mendapatkan perhatian dalam dinamika geopolitik kontemporer.Â
ASEAN-Australia menyepakati pendekatan baru hubungan dalam beberapa dekade mendatang. Kerja sama itu antara lain dikaitkan dengan keamanan di Laut China Selatan.
Australia juga berjanji menambah visa untuk warga ASEAN. Kesepakatan dicapai dalam KTT ASEAN-Australia di Melbourne, Australia. Forum tiga hari itu berakhir pada Rabu lalu (6/3/2024)
Pertemuan ini tidak hanya mencerminkan hubungan bilateral antara Australia dan negara-negara Asia Tenggara, tetapi juga menjadi panggung bagi persaingan strategis antara dua kekuatan adidaya, Amerika Serikat (AS) dan China.
Australia dan ASEAN telah membangun kemitraan yang kuat selama beberapa dekade terakhir. Hubungan ini dilandasi oleh kesamaan nilai, kepentingan ekonomi, dan komitmen terhadap stabilitas regional. Australia memandang ASEAN sebagai mitra strategis dalam menjaga keamanan dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik.
KTT itu menghasilkan Deklarasi Melbourne dan Pernyataan Visi Pemimpin ASEAN-Australia. Melalui Deklarasi itu, kedua pihak mendorong kerja sama politik, keamanan, ekonomi, dan sosial budaya.Â
Sementara itu, pernyataan visi mencakup pandangan para pemimpin soal tantangan dan perubahan geopolitik dan geoekonomi kawasan.
Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi menyampaikan bahwa KTT digelar dalam dua sesi, yaitu sesi pembahasan fokus pada kerja sama masa depan dan sesi kedua fokus pada pembahasan soal geopolitik.
KTT Australia-ASEAN 2024 menjadi momentum penting untuk memperkuat kemitraan ini. Bagi Australia, KTT itu bertujuan mengkonsolidasikan peran negeri kangguru itu dalam arsitektur regional.
Di satu sisi, keterlibatan aktif Australia dalam KTT ini menunjukkan dukungannya terhadap sentralitas ASEAN dalam arsitektur regional. Poin ini sesuai dengan kepentingan regional ASEAN. Dengan memperkuat kemitraan dengan ASEAN, Australia dapat berkontribusi dalam menjaga relevansi dan peran sentral ASEAN dalam mengelola dinamika regional.
Di sisi lain, KTT Australia-ASEAN 2024 memberikan kesempatan bagi Australia untuk mengkonsolidasikan perannya sebagai mitra strategis ASEAN. Melalui kerja sama yang erat dengan ASEAN, Australia dapat memperkuat posisinya dalam arsitektur regional dan meningkatkan pengaruhnya dalam mengelola isu-isu strategis di kawasan.
Sementara itu, itu memperluas jaringan kemitraan eksternal ASEAN. Australia merupakan mitra penting bagi ASEAN dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, keamanan, dan people-to-people exchange.
Australia dan ASEAN telah menjalin kemitraan sejak 1974. Kerja sama ASEAN-Australia terus berkembang dalam setengah abad terakhir. Pada 2021, Australia-ASEAN sepakat menaikkan status hubungan menjadi kemitraan strategis komprehensif.
Melalui KTT ini, ASEAN dapat memperdalam hubungan dengan Australia dan memanfaatkan kerja sama untuk meningkatkan pembangunan dan stabilitas regional.
Dilema
Namun demikian, dinamika geopolitik yang kompleks, terutama persaingan AS-China, telah menghadirkan tantangan bagi Australia dan ASEAN. Tidak bisa dielakkan, persaingan AS-China telah menciptakan dilema bagi negara-negara di kawasan, termasuk Australia dan anggota ASEAN.
Dilema itu muncul dalam upaya ASEAN dan Australia memposisikan diri di antara dua kekuatan adidaya tersebut. Australia, sebagai sekutu dekat AS, perlu menyeimbangkan hubungannya dengan China, mitra dagang terbesarnya hingga saat ini.
Pada saat yang sama, Australia tetap mempertahankan nilai-nilai dan kepentingan strategisnya dengan AS. Salah satu contohnya adalah minilateralisme dalam bentuk pakta pertahanan segitiga, AUKUS, bersama Inggris dan AS.
Dua negara besar, yaitu AS dan China, memiliki kepentingan yang signifikan di kawasan Asia Tenggara. Bagi AS, ASEAN merupakan mitra penting dalam menjaga stabilitas dan mengimbangi pengaruh China.
Shambaugh (2022) menuturkan bahwa AS memandang ASEAN sebagai landasan penting dalam strategi Indo-Pasifiknya, dengan tujuan memperkuat tatanan regional yang berbasis aturan dan menahan ekspansi pengaruh China.
Sementara itu, China berupaya memperluas pengaruhnya di ASEAN melalui inisiatif Belt and Road. China juga membangun kerja sama ekonomi yang intensif dengan semua negara-negara anggota ASEAN melalui Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
KTT Australia-ASEAN 2024 menjadi ajang bagi AS dan China untuk memproyeksikan pengaruh dan memperjuangkan kepentingan mereka. Kedua negara adidaya ini akan berusaha mempengaruhi agenda dan hasil KTT untuk menyelaraskan dengan visi strategis masing-masing.
Seperti yang diungkapkan oleh Acharya (2023), "KTT Australia-ASEAN 2024 akan menjadi arena persaingan antara AS dan China dalam memperebutkan pengaruh di kawasan. Namun, negara-negara ASEAN juga memiliki kepentingan untuk menjaga sentralitas ASEAN dan otonomi strategisnya".
Stabilitas Regional
Persaingan AS-China yang termanifestasi dalam KTT Australia-ASEAN 2024 memiliki implikasi signifikan bagi stabilitas regional. Ketegangan antara dua kekuatan adidaya ini dapat meningkatkan risiko konflik dan mempersulit kerja sama multilateral di kawasan ini.
Yang menarik adalah KTT Australia-ASEAN 2024 juga menyediakan platform bagi dialog dan diplomasi, yang dapat berkontribusi dalam mengelola persaingan AS-China secara damai.
Australia dan negara-negara ASEAN memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas regional di tengah persaingan AS-China. Mereka perlu mengadopsi pendekatan yang seimbang dan inklusif, dengan memprioritaskan kerja sama praktis dan menghindari polarisasi.
Penguatan sentralitas dan kesatuan ASEAN dapat mendorong kerja sama inklusif yang melibatkan semua mitra eksternal, termasuk AS dan China. Bagi negara-negara anggota ASEAN, mereka mengakui kedaulatan dan menghormati kepentingan nasional masing-masing, namun mereka juga mengakui komitmen bersama ASEAN melalui sentralitas itu.
Melalui KTT itu, Australia dan ASEAN menjadi titik fokus dalam dinamika geopolitik persaingan AS-China. Pertemuan ini mencerminkan kepentingan strategis Australia dan ASEAN, serta menjadi panggung bagi proyeksi pengaruh AS dan China di kawasan.
Meskipun persaingan adidaya ini menghadirkan tantangan bagi stabilitas regional, KTT Australia-ASEAN 2024 juga menyediakan peluang untuk dialog dan diplomasi.Â
Australia dan negara-negara ASEAN perlu mengadopsi pendekatan yang seimbang dan inklusif dalam mengelola hubungan dengan AS dan China, sambil memperkuat sentralitas ASEAN dan kerja sama regional.
Dengan mengadopsi pendekatan yang seimbang, Australia dan ASEAN dapat menghindari polarisasi dalam hubungan dengan AS dan China. Mereka dapat mempertahankan hubungan konstruktif dengan kedua kekuatan besar tersebut, tanpa harus memihak secara eksklusif kepada salah satu pihak.
Hal ini memungkinkan Australia dan ASEAN untuk menjaga otonomi strategis mereka. Kerja sama tidak harus mengganggu otonomi masing mesing pihak.
Lalu, pendekatan yang inklusif melibatkan semua pihak yang berkepentingan dalam dialog dan kerja sama. Australia dan ASEAN dapat mendorong keterlibatan AS dan China dalam mekanisme multilateral dan inisiatif regional. Inklusivitas ini penting untuk mencegah dominasi satu pihak dan memastikan kepentingan semua negara dipertimbangkan.
Dengan pendekatan itu, KTT Australia-ASEAN 2024 diharapkan dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik di tengah persaingan geopolitik yang kompleks.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H