Pertama, Indonesia perlu meningkatkan kerja sama bilateral dengan negara-negara produsen beras utama dan berpartisipasi aktif dalam inisiatif multilateral, seperti Perjanjian Kerjasama Pangan ASEAN (APTERR), untuk memperkuat kerjasama regional dalam ketahanan pangan.
Kedua, diversifikasi sumber impor menjadi strategi penting dalam diplomasi beras. Dengan tidak bergantung pada satu atau dua negara penyedia saja, Indonesia bisa mengurangi risiko terganggunya pasokan beras akibat kebijakan ekspor negara lain atau adanya bencana alam. Diversifikasi sumber impor akan memberikan fleksibilitas dan keamanan pasokan beras bagi Indonesia.
Pada strategi ketiga, Indonesia mengembangkan kapasitas produksi beras domestik. Selain fokus pada aspek impor, diplomasi beras juga harus mencakup upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi beras di dalam negeri.
Fokus ini dapat dilakukan melalui kerjasama teknis dan transfer teknologi dari negara maju dalam bidang pertanian. Harapannya, produktivitas lahan dapat ditingkatkan dan swasembada beras pun dapat tercapai.
Keempat, Indonesia harus aktif berpartisipasi dalam forum internasional yang membahas isu-isu terkait pangan dan pertanian, seperti Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Diplomasi yang efektif membuat Indonesia dapat membantu membentuk kebijakan dan regulasi internasional yang mendukung kepentingan negara dalam hal ketahanan pangan.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa diplomasi beras merupakan hal yang sangat penting bagi Indonesia dalam menjaga keamanan pangan nasional, memenuhi kebutuhan pokok penduduk, dan menjaga stabilitas sosial dan politik dalam negeri.Â
Dengan melibatkan diri secara aktif dalam diplomasi beras, Indonesia dapat mengamankan pasokan beras yang stabil, menavigasi dinamika harga global, dan melindungi kepentingan nasional di forum internasional.
Konon, negara-negara dengan kapasitas produksi pangan yang besar berpeluang memiliki bargaining power lebih tinggi dalam perundingan perdagangan internasional.
Strategi komprehensif memang diperlukan untuk mengantisipasi persoalan domestik dan internasional dari beras. Setidaknya, pengaturan keseimbangan antara jaminan pasokan beras dari luar dapat menjadi salah satu alternatif bagi stabilisasi harga beras nasional.
Dengan cara itu, Indonesia diharapkan dapat mencapai keberhasilan dalam diplomasi beras dan memastikan keamanan pangan yang berkelanjutan bagi penduduknya.