Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Pemilu 2024 Memperkuat Diplomasi Demokrasi Indonesia

14 Februari 2024   09:17 Diperbarui: 15 Februari 2024   17:40 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah seorang petugas sortir dan lipat menunjukkan surat suara PPWP yang sobek di gedung Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kabupaten Demak, Jumat (12/1/2024) sore. (KOMPAS.COM/NUR ZAIDI)(KOMPAS.COM/NUR ZAIDI)

Diplomasi demokrasi adalah konsep yang melibatkan upaya untuk memperluas nilai-nilai demokrasi dan mendorong partisipasi aktif dalam proses demokratisasi di tingkat nasional maupun internasional. 

Dalam konteks  Indonesia, pemilihan umum (pemilu) 2024 dapat ditempatkan sebagai salah satu pilar penting bagi penguatan diplomasi demokrasi dalam hubungan internasional.

Apalagi pemilu 14 Februari 2024 tidak semata memilih calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) melalui pemilihan presiden (pilpres). Rakyat Indonesia secara serentak memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, anggota DPD RI, anggota DPRD tingkat provinsi, dan anggota DPRD tingkat kabupaten/kota. Jadi, setiap pemilik suara akan memilih atau mencoblos 5 surat/kertas suara.

Pemilu 2024 akan melibatkan 204 juta penduduk yang memiliki hak suara. Di tingkat domestik, pesta demokrasi itu memberikan hak kepada rakyat untuk menentukan pilihannya terhadap perwakilan politiknya di berbagai tingkat.

Dalam konteks internasional, pemilu 2024 tak dapat disangkal menjadi momentum tepat bagi diplomasi Indonesia. Melalui pemilu 2024, pemerintah mendorong partisipasi politik masyarakat yang lebih luas dan dapat mengukuhkan peran Indonesia dalam forum-forum demokrasi internasional.

Momentum

Sumber: Antara Foto/Irwansyah Putra
Sumber: Antara Foto/Irwansyah Putra

Pilpres 2024 di Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi momentum penting dalam mendorong diplomasi demokrasi. Dalam proses pemilihan presiden yang demokratis, partisipasi politik yang luas dan adil sangat penting. 

Masyarakat internasional bahkan bisa melihat langsung perhelatan akbar pemilu Indonesia 2024 secara langsung, baik di berbagai daerah di Indonesia maupun di luar negeri. Jumlah pemilik suara yang mencapai lebih dari 200 juta itu juga termasuk warganegara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri.

Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini berpandangan, "pemungutan suara di luar negeri dapat dikatakan sebagai perhelatan pesta demokrasi yang kolosal. Hal itu bisa menjadi momentum untuk menunjukkan ke mata dunia bagaimana Indonesia mempraktikkan demokrasi."

Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus memperkuat mekanisme yang memastikan kebebasan berpendapat, akses informasi yang transparan, serta perlindungan hak asasi manusia selama proses pemilihan. 

Dengan menunjukkan komitmen yang kuat terhadap prinsip-prinsip demokrasi, Indonesia dapat menjadi contoh yang baik bagi negara-negara lain yang ingin memperkuat sistem demokrasi mereka.

Pentingnya partisipasi politik yang luas dalam Pemilu 2024 juga dapat digunakan sebagai alat diplomasi untuk memperkuat hubungan bilateral dan multilateral Indonesia dengan negara-negara lain. 

Pemilu 2024 tidak hanya memiliki implikasi ke dalam (misalnya pelembagaan demokrasi), tetapi juga ke luar melalui berbagi pengalaman mengenai pembangunan demokrasi ke berbagai negara.

Dalam konteks ini, Indonesia dapat memperluas kerja sama dengan negara-negara yang memiliki sistem demokrasi yang kuat dan memberikan kontribusi dalam membangun kapasitas mereka dalam mengadopsi praktik demokratis yang baik. 

Misalnya, Indonesia dapat melibatkan negara-negara mitra untuk berbagi pengalaman dan best practices dalam penyelenggaraan pemilu yang adil dan transparan.

Berbagi Pengalaman

Pemerintah Indonesja melalui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sangat menyadari arti penting demokrasi dalam diplomasi internasional. Melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu), pemerintah Indonesia berinisiatif menyelenggarakan Bali Democracy Forum (BDF) setiap akhir tahun sejak 2008.

BDF menjadi forum diplomasi Indjnesia melalui  pertemuan kerja sama antarnegara. Forum ini bersifat inklusif dan terbuka mengenai perkembangan demokrasi di kawasan Asia Pasifik. Melalui forum kerja sama ini, Indonesia mengajak beberapa negara meningkatkan kapasitas demokrasi, mendorong kerja sama di bidang perdamaian dan demokrasi.

Indonesia memiliki pengalaman yang berharga dalam penyelenggaraan pemilu yang demokratis dan transparan. Melalui Pilpres 2024, Indonesia dapat berbagi pengalaman dan best practices ini dengan negara-negara lain yang sedang berupaya untuk memperkuat sistem demokrasi mereka. 

Larry Diamond, seorang pakar dalam bidang demokrasi, menjelaskan arti penting pemilu demokratis. Menurut Diamond (2019), pemilu yang adil dan bebas adalah elemen penting dalam membangun sistem demokrasi yang kuat. 

Negara-negara demokratis yang sudah memiliki pengalaman dalam penyelenggaraan pemilu yang sukses harus berbagi pengetahuan dan praktik terbaik mereka dengan negara-negara yang sedang dalam proses demokratisasi.

Pendapat Diamond menggarisbawahi pentingnya Indonesia dalam berbagi pengalaman dan best practice dalam penyelenggaraan pemilu. BDF menjadi pilar penting Indonesia men-diplomasi-kan capaian demokrasi ke berbagai negara. 

Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam hal inklusi politik, partisipasi masyarakat sipil, dan upaya untuk memastikan kebebasan berpendapat selama proses pemilihan.

Forum Demokrasi Internasional

Selain berbagi pengalaman, Indonesia juga dapat meningkatkan peran dan pengaruhnya dalam forum-forum demokrasi internasional. Dalam konteks Pilpres 2024, Indonesia dapat memperkuat diplomasi demokrasi dengan lebih aktif berpartisipasi dalam forum-forum seperti Dewan HAM PBB dan Komisi Demokrasi Global. 

Dalam forum-forum ini, Indonesia dapat membawa isu-isu terkait demokrasi, mempromosikan nilai-nilai demokrasi, dan menyampaikan pengalaman serta kontribusi Indonesia dalam memperkuat sistem demokrasi.

Menurut Risa Brooks (2020), seorang ahli hubungan internasional, Negara-negara yang memiliki pengalaman yang sukses dalam membangun sistem demokrasi yang kuat harus mengambil peran kepemimpinan dalam forum-forum internasional untuk memperkuat demokrasi global. 

Mereka dapat berbagi praktik terbaik, mempromosikan nilai-nilai demokrasi, dan bekerja sama dengan negara-negara lain untuk mengatasi tantangan demokrasi.

Pendapat Brooks menegaskan pentingnya peran dan pengaruh negara-negara, seperti Indonesia, dalam memperkuat demokrasi global. Dengan berperan aktif dalam forum-forum demokrasi internasional, Indonesia dapat menjadi pemimpin regional yang mendorong nilai-nilai demokrasi di Asia Tenggara dan di seluruh dunia.

Pilpres 2024 dapat menjadi momentum yang penting dalam mendorong diplomasi demokrasi Indonesia. Melalui partisipasi politik yang luas dan adil, Indonesia dapat mengukuhkan peran sebagai contoh yang baik dalam memperkuat sistem demokrasi. 

Selain itu, Indonesia juga dapat berbagi pengalaman dan best practice dalam penyelenggaraan pemilu dengan negara-negara lain yang sedang dalam proses demokratisasi. 

Dengan meningkatkan peran dan pengaruhnya dalam forum-forum demokrasi internasional, Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai pemimpin regional yang mempromosikan nilai-nilai demokrasi. 

Sebagai negara yang berkomitmen pada prinsip-prinsip demokrasi, Indonesia dapat memberikan kontribusi yang berharga dalam memperkuat demokrasi global melalui diplomasi demokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun