Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Review Buku #1: Ancaman Demokrasi Dari Atas

14 Januari 2024   16:14 Diperbarui: 14 Januari 2024   16:15 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Studi Kasus Indonesia

Bagi Indonesia, buku Bartels ini menjadi kontekstual. Kemunculan Jokowi pada 2014 dipandang sebagai awal mula kepemimpinan populisme di Indinesia. Pada 2014, dengan latar belakang sebagai sosok di luar elite Jakarta, Jokowi sukses menggunakan image dan janji-janji populis. 

Upaya mengatasi kemiskinan dan memperbaiki pelayanan publik untuk meraih dukungan mayoritas pemilih Indonesia. Mereka kecewa dengan elite politik konvensional yang menjadi target utama serangan dari pemimpin populis.

Ini sejalan dengan Bartels, di mana kegagalan pemimpin mainstream dalam membuat kebijakan inklusif akan menciptakan celah politik yang dimanfaatkan munculnya populisme. Meski harus berkoalisi dengan elite lama, Jokowi tetap dianggap mewakili harapan baru mengatasi problem nyata rakyat.

Namun menjelang 2024, ambisi Jokowi memanfaatkan popularitasnya justru menimbulkan manuver-manuver elitis yang kontraproduktif. Menurut Bartels, populisme model begini berisiko merongrong nilai-nilai dan institusi demokrasi.

Meski sukses secara elektoral hingga akhir pemerintahannya, populisme Jokowi dan pendukungnya menyimpan benih-benih yang mengancam demokrasi Indonesia. Mengikuti alur pikir Bartels, Indonesia membutuhkan kepemimpinan moderat arus utama untuk menjaga haluan demokrasi ke depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun