Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Indonesia Bukan Penonton di Panggung Diplomasi Global

10 Januari 2024   12:33 Diperbarui: 11 Januari 2024   02:43 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu, peran peacekeepers Indonesia yang saat ini menempati kontributor terbesar nomor 6 dunia, naik signifikan dari posisi 16 pada 2014 lalu. Indonesia juga rutin terpilih menjadi anggota badan-badan penting PBB. Peran ini bersifat aktif, langsung, kongkrit, dan berkelanjutan hingga kini.

Ketiga, kepemimpinan Indonesia di G20 pada 2022. Peran strategis ini semakin penting bagi Indonesia karena dijalankan ketika dunia sedang dilanda pandemi Covid-19 dan, yang paling penting, konsekuensi perang Rusia-Ukraina. 

Peran kepemimpinan itu menempatkan Indonesia untuk konsisten pada isu kemanusiaan di Ukraina, namun tidak mengabaikan arti penting Rusia dalam diplomasi bilateral dan multilateral. 

Indonesia tetap mendukung resolusi Sidang Umum PBB yang menolak perang dan memaksa Rusia keluar dari wilayah Ukraina. Di sisi lain, Indonesia tidak memutuskan hubungan bilateral dengan Rusia.

Kebijakan diplomasi itu menempatkan Indonesia di posisi berseberangan dengan negara-negara G7 sebagai anggota utama G20. Meskipun demikian, kepemimpinan Indonesia dapat menemukan kembali ruang untuk berkolaborasi dan menghasilkan concrete deliverables pada KTT G20 Bali 2022 lalu. Prestasi ini patut diapresiasi di tengah polarisasi tajam antarnegara adidaya hingga saat ini.

Keempat, Indonesia menggagas ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP) sebagai kerangka kerja sama di antara negara-negara di kawasan Indo-Pasifik. 

Melalui AOIP, Indonesia mengajak negara-negara anggota ASEAN dan negara-negara lain agar mengembangkan kerja sama yang lebih inklusif, mengedepankan kolaborasi, dan berdasarkan hukum internasional. Inisiatif konkret lain dari Indonesia adalah ASEAN Indo-Pacific Economic Framework dan kerja sama dengan kawasan Pasifik.

Capaian kelima dalam diplomasi ekonomi dan perdagangan internasional menunjukkan nilai signifikan. Berdasarkan pidato Menlu, per 2023 nilai perdagangan Indonesia dengan dunia meningkat hampir 24% dibandingkan 2014 dengan surplus lebih dari USD 33 miliar. 

Nilai investasi asing semester I tahun 2023 juga naik 32% dari tahun 2014. Perjanjian dagang baru Indonesia dengan 27 negara turut meningkatkan akses pasar internasional.

Keenam, dukungan berkelanjutan Indonesia kepada penyelesaian masalah Palestina. Dukungan itu mendapat apresiasi dari negara-negara Organisation of Islamic Cooperation (OIC). 

Apresiasi itu berarti bahwa Indonesia dianggap secara konsisten telah memimpin suara dunia Islam. Bahkan Indonesia juga dipandang sebagai leading country dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina di berbagai forum internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun