Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jejak Sejarah Dukungan Indonesia Membela Palestina

2 Desember 2023   14:38 Diperbarui: 3 Desember 2023   17:10 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik luar negeri bebas dan aktif telah menjadi prinsip dasar bagi politik luar negeri Indonesia. Dasar prinsip ini adalah semangat anti-kolonialisme, anti-imperialisme, dan perdamaian dunia. Indonesia berkomitmen untuk mendukung kemerdekaan dan kedaulatan semua bangsa, termasuk Palestina. Dukungan Indonesia terhadap Palestina telah berlangsung sejak lama. Pada tahun 1947, Indonesia menjadi salah satu negara yang mendukung Resolusi 181 Dewan Keamanan PBB yang membagi Palestina menjadi dua negara. 

Indonesia memiliki sejarah panjang dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina. Sejak awal kemerdekaannya, Indonesia telah secara konsisten mengutuk pendudukan Israel atas Palestina dan menyerukan diakhirinya konflik tersebut. Pada  Konferensi Asia Afrika di Bandung, pemerintah Indonesia mengundang Mufti Besar Palestina, walau pada saat itu Palestina belum menjadi negara merdeka.

Salah satu pernyataan penting Presiden Sukarno adalah "Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel." Dukungan Bung Karno terhadap Palestina itu ditunjukkan saat mulai menggagas Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1953 (Sumber).

Di sisi lain, Bung Karno secara tegas tidak mengundang Israel. Bahkan, beberapa kali surat resmi dari Israel untuk membuka perwakilan diplomatik di Indonesia tak pernah ditanggapi Bung Karno. Jejak dukungan itu menegaskan perjuangan panjang Indonesia membela Palestina.

Sejarah diplomasi itu secara konsisten dipegang pemerintah Indonesia hingga saat ini. Dukungan itu sempat tercoreng akibat godaan kontroversial untuk menerima kedatangan tim Israel usia 20 demi menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Melihat kegigihan Indonesia membela Palestina, ada beberapa faktor penting yang sebenarnya menjadi penyebabnya. Pertama, Indonesia memiliki kesamaan sejarah dengan Palestina. Kedua negara sama-sama pernah dijajah dan berjuang untuk meraih kemerdekaannya.

Kedua, Indonesia memiliki hubungan yang kuat dengan dunia Arab dan Islam. Dukungan terhadap Palestina dipandang sebagai bentuk solidaritas dengan saudara seiman. Ketiga, Indonesia percaya bahwa perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah hanya dapat dicapai melalui solusi dua negara, yaitu dengan berdirinya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.

Dari sudut pandang sejarah pula, diplomasi Indonesia membela Palestina telah dilakukan melalui banyak jalur. Pertama, forum internasional. Indonesia secara aktif menggalang dukungan internasional untuk Palestina di forum-forum seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan Gerakan Non-Blok.

Akhir-akhir ini, pemerintah melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sangat aktif memperjuangkan pembelaan Indonesia kepada Palestina. Diplomasi itu secara kongkrit tampak di forum-forum pertemuan, misalnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), BRICS di Beijing, OKI, dan forum lainnya.

Jalur kedua adalah melalui bantuan kemanusiaan. Prinsip kemanusiaan menjadi landasan penting bagi dukungan Indonesia kepada Palestina. Indonesia secara rutin memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina. Bantuan tersebut meliputi makanan, obat-obatan, dan perlengkapan lainnya.

Bantuan paling nyata adalah pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Jalur Gaza, Palestina, dimulai sejak 14 Mei 2011 (Sumber). Kondisi terakhir bangunan RSI itu rusak berat akibat gempuran roket Israel.

Jalur ketiga adalah kerja sama ekonomi dan pembangunan. Indonesia telah menjalin kerja sama ekonomi dan pembangunan dengan Palestina di sektor-sektor, seperti perdagangan, investasi, dan pembangunan infrastruktur.

Dukungan Indonesia kepada Palestina juga tampak di jalur keempat, yaitu budaya dan pendidikan. Indonesia telah menyelenggarakan berbagai program pertukaran budaya dan pendidikan dengan Palestina. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan saling pengertian antara kedua bangsa.

Faktor kesejarahan dan jalur-jalur dukungan itu memperlihatkan bahwa dukungan Indonesia tidak terbatas pada sikap atau pernyataan mendukung di forum-forum diplomatik. Jalur-jalur dukungan di atas secara khusus menegaskan dukungan kongkrit Indonesia membantu rakyat Palestina secara langsung.

Hasil Positif

Jejak panjang diplomasi Indonesia dalam membela Palestina telah menuai hasil yang positif. Indonesia telah berhasil menggalang dukungan internasional yang signifikan untuk Palestina. Bantuan kemanusiaan Indonesia juga telah membantu meringankan penderitaan rakyat Palestina. Kerja sama ekonomi dan pembangunan Indonesia telah membantu meningkatkan taraf hidup rakyat Palestina.

Diplomasi Indonesia mendukung Palestina telah membuahkan beberapa hasil positif. Pada tahun 2012, Indonesia berhasil menggagas Sidang Khusus Dewan Keamanan PBB tentang Palestina. Sidang ini menghasilkan resolusi yang menyerukan Israel untuk mengakhiri pendudukan di Palestina dan memulai negosiasi damai yang serius.

Pada tahun 2023, Indonesia juga berhasil menggagas Pertemuan Luar Biasa OKI tentang Palestina. Pertemuan ini menghasilkan resolusi yang mengutuk serangan Israel terhadap Masjid Al-Aqsa.

Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi dalam upaya mewujudkan perdamaian di Timur Tengah. Konflik antara Israel dan Palestina masih terus berlangsung hingga kini. Rakyat Palestina masih menderita akibat serangan militer dan pendudukan Israel. Bahkan berakhinya genjatan senjata (1/12/2023) antara kedua pihak segera menimbulkan korban di pihak Palestina.

Indonesia tetap menunjukkan komitmen diplomasi dan dukungan nyata untuk terus membela Palestina. Dukungan Indonesia terhadap Palestina merupakan bagian dari komitmen Indonesia untuk mewujudkan perdamaian dan keadilan di dunia. Indonesia percaya bahwa perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah hanya dapat dicapai melalui solusi dua negara. Indonesia diyakini akan terus bekerja sama dengan masyarakat internasional untuk mewujudkan perdamaian yang adil dan langgeng di Timur Tengah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun