Kepemimpinan di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of South East Asia Nations/ASEAN) memberikan peran strategis bagi Indonesia. Tidak sekadar menjadi Ketua atau Chair, namun Indonesia juga berperan sebagai pemimpin ASEAN pada 2023.
Pada September mendatang, Indonesia kembali menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Jakarta. Sebagaimana kebiasaan selama ini, sebuah negara anggota yang menjadi Ketua ASEAN mengadakan satu KTT atau 2 KTT di awal dan akhir tahun, atau 2 KTT yang waktunya berurutan.
Dalam situasi ekonomi-politik domestik yang baik dan kondisi regionalnyang stabil, Indonesia mengadakan KTT ASEAN 2 kali, yaitu Mei (di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur) dan September (di Jakarta) 2023. Sebelumnya di 2022, KTT di Phnom Phen (Kamboja) diadakan 2 kali secara berurutan.
Kepemimpinan Indonesia pada KTT mendatang di Jakarta tentu saja merupakan kesinambungan dari KTT sebelumnya di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, pada 10-11 Mei 2023.Â
Sebagai tuan rumah, Indonesia juga berpeluang menentukan agenda pembicaraan pada pertemuan-pertemuan ASEAN di sepanjang tahun 2023 ini sesuai dengan kepentingan nasional dan dinamika geopolitik pada saat ini.
Di akhir KTT di Labuan Bajo, Presiden Joko Widodo menyampaikan beberapa kesepakatan penting mengenai berbagai isu yang dibahas.Â
Poin-poin kesepakatan dari KTT ASEAN 2023, meliputi: pernyataan ketua, visi pasca-2025, keanggotaan Timor Leste, krisis Myanmar, pencegahan perdagangan manusia, pekerja migran, pekerja perikanan, sektor kesehatan, kendaraan listrik, penguatan kapasitas ASEAN, dan pembayaran lintas batas di antara negara-negara anggota ASEAN.
Sejak ASEAN dibentuk pada 8 Agustus 1967, Indonesia selalu berperan sebagai pemimpin tradisional bagi satu-satunya organisasi regional di Asia Tenggara.Â
Kepemimpinan Indonesia memiliki nilai strategis, baik bagi Indonesia sendiri dan negara-negara anggota ASEAN. Selain di tahun 2023, Indonesia telah menjadi tuan rumah ASEAN pada 1978, 2001, dan 2011.
Peran Strategis
Beberapa peran strategis telah dilakukan Indonesia selama memimpin ASEAN. Pertama, Indonesia telah mengambil peran kepemimpinan dalam menyusun pandangan bersama tentang konsep Indo-Pasifik di ASEAN (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific/AOIP).
 Sebagai bagian dari Indo-Pasifik, kawasan Asia Tenggara mau tidak mau berada dalam pengaruh kepentingan negara-negara besar.
Melalui inisiatif, Indonesia berkomitmen menjaga sentralitas ASEAN dalam menghadapi rivalitas antara AS dan China serta munculnya berbagai inisiatif Indo-Pasifik dari negara lain. Keberadaan AOIP menegaskan komitmen kolektif negara-negara anggota ASEAN dalam mengatur wilayahnya sendiri secara mandiri dan netral.
Peran kedua adalah memprakarsai reformasi kelembagaan. Indonesia telah menjalankan peran kepemimpinan dalam memulai reformasi kelembagaan di ASEAN.Â
Reformasi ini bertujuan untuk memperkuat lembaga-lembaga ASEAN dan meningkatkan efektivitas organisasi dalam mengatasi tantangan regional. ASEAN Secretariat di Jakarta menjadi salah satu aspek penting dari inisiatif ini.
Indonesia juga mengambil peran penting dalam mendorong tata kelola berbagai isu regional. Berbagai aturan main regional dibentuk ASEAN, misalnya, dalam mengatasi bencana alam melalui ASEAN Humanitarian Action (AHA) Center. Peran AHA Center sangat beaar dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Myanmar.
Ketiga, mempromosikan kerja sama regional di ASEAN, khususnya di bidang-bidang seperti perdagangan, hubungan ekonomi, dan hubungan politik dan strategis.
Upaya ini bertujuan untuk memperkuat persatuan dan aksi kolektif ASEAN. Inisiatif ASEAN merespon pandemi Covid-19 menjadi bukti penting bagi kemampuan organisasi regional ini.
Aksi kolektif kerjasama ekonomi, misalnya, menjadi mekanisme penting untuk meningkatkan kerjasama di antara negara-negara anggota ASEAN. Inisiatif ini mendorong ASEAN memiliki kesepakatan kerjasama ekonomi kolektif dengan negara-negara mitra, seperti ASEAN-China FTA, ASEAN-Australia New Zealand FTA, dan ASEAN-Korea FTA. Meskipun beberapa kesepakatan itu ditunda, namun pembentukan kerjasama itu menjadi pilar penting bagi ASEAN.
Keempat, yaitu manajemen konflik. Indonesia diminta beberapa pihak (negara dan non-negara) dalam manajemen konflik di ASEAN. Indonesia secara aktif telah menggunakan posisi kepemimpinannya untuk mempromosikan dialog dan penyelesaian sengketa secara damai.Â
Inisiatif ini berkontribusi untuk menjaga stabilitas regional dan mendorong kerja sama di antara negara-negara anggota.
Jakarta Informal Meetings (JIM) menjadi salah satu bentuk peran konstruktif Indonesia mendamaikan konflik di Kamboja di tahun 1990an. Inisiatif lain Indonesia adalah pembentukan ASEAN Institute for Peace and Reconciliation (ASEAN-IPR) pada 2011.
Selanjutnya, peran kelima berkaitan dengan inisiatif Indonesia dalam advokasi untuk sentralitas ASEAN. Sentralitas ASEAN merupakan konsep yang menekankan arti penting ASEAN sebagai platform regional yang dominan. Melalui prinsip ini, ASEAN berkomitmen mengatasi tantangan bersama dan terlibat dengan kekuatan eksternal.
Konsep ini telah ditekankan dalam Piagam ASEAN (ASEAN Charter) yang menegaskan urgensi menjaga sentralitas dan peran proaktif ASEAN dalam hubungan dan kerja samanya dengan mitra eksternal. Sentralitas ASEAN dipandang sebagai kekuatan pendorong utama dalam hubungan dan kerja sama dengan mitra eksternal.
Berdasarkan prinsip sentralitas, ASEAN bertindak pemimpin, pengemudi, arsitek, pusat kelembagaan, pelopor, dan kekuatan pendorong utama di kawasan ini. Indonesia telah mengadvokasi pemeliharaan sentralitas ASEAN, menekankan pentingnya peran dan pengaruh ASEAN dalam urusan regional.Â
Inisiatif ini bertujuan untuk memastikan bahwa ASEAN tetap menjadi inti dari proses pengambilan keputusan regional.
Kelima peran ini menunjukkan aktivisme Indonesia dalam perkembangan ASEAN selama ini. Peran-peran itu juga menegaskan kontribusi Indonesia pada penguatan ASEAN sebagai organisasi regional di kawasan ini.Â
Peran strategis itu memudahkan Indonesia menjalankan peran sebagai Ketua ASEAN pada KTT di Labuan Bajo dan Jakarta pada September mendatang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI