Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Tantangan Berat Indonesia sebagai Ketua ASEAN

19 Februari 2023   19:42 Diperbarui: 20 Februari 2023   02:02 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikap tegas dan netral ASEAN itu sangat berbeda dengan sikap negara-negara anggota ASEAN secara individual. Dalam krisis politik Myanmar, misalnya, negara Indoensia, Malaysia, dan Singapura bersikap keras terhadap pemerintahan militer Myanmar. 

Sikap itu berbeda dengan negarapnegara lain, termasuk Thailand, Vietnam, Laos, dan Kamboja yang cenderung ‘diam’ menyikapi perilaku kekerasan rezim militer Myanmar kepada rakyatnya. 

Tantangan Indonesia

Dengan konteks regional seperti itu, Indonesia menerima estafet keketuaan ASEAN pada 2023 dari tangan Kamboja. Indonesia memfokuskan keketuaannya pada perluasan kerja sama ekonomi ASEAN. 

Selain itu, Indonesia telah memutuskan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ASEAN dengan menstabilkan perdagangan dan meningkatkan akses ke pasar. Presiden Joko Widodo telah menyatakan optimisme bahwa ASEAN akan tetap relevan dan menciptakan kawasan Indo-Pasifik yang damai dan stabil.

Namun demikian, optimisme ini perlu diimbangi dengan kemampuan Indonesia mengatasi tiga tantangan diplomatik yang berpotensi memecah belah ini untuk memastikan keberhasilan selama kepemimpinannya. Indonesia harus menghadapi tiga tantangan besar sebagai ketua ASEAN pada tahun 2023.

Yang pertama adalah fokus pada perluasan kerja sama ekonomi di antara negara-negara anggota ASEAN. Indonesia juga bermaksud membangun konsensus tentang ketahanan pangan dan energi, prioritas utama kawasan. 

Tantangan kedua adalah krisis yang sedang berlangsung di Myanmar, yang telah meningkat menjadi perang saudara habis-habisan.

Krisis ini telah mencuri sebagian besar sorotan dari agenda politik-keamanan lainnya dan Indonesia harus menunjukkan kepemimpinannya dengan mencari penyelesaian atas konflik ini. 

Indonesia telah menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap junta Myanmar dan memberikan bantuan melalui Pusat Koordinasi Bantuan Kemanusiaan ASEAN untuk penanggulangan bencana (ASEAN Humanitarian Action/AHA), tetapi masih banyak yang harus dilakukan.

Tantangan ketiga adalah mengimplementasikan Konsensus Lima Poin yang dikeluarkan pada KTT Khusus ASEAN mengenai Myanmar di Jakarta pada 2021. Hingga saat ini, pelaksanaan konsesus itu hanya mengalami sedikit kemajuan dan lebih banyak penentangan dari pihak junta Myanmar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun