Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kebijakan Luar Negeri Pemerintahan Jokowi: Bebas-Aktif atau Memihak?

5 Januari 2023   19:24 Diperbarui: 6 Januari 2023   07:45 1633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Presiden Jokowi di KTT G20, di Osaka, Jumat (28/6/2019). (Biro pers setpres via kompas.com)

Kedekatan itu memberikan penguatan secara langsung dan tidak langsung pada posisi internasional Indonesia dalam menghadapi kekuatan global AS. Penolakan Sukarno pada bantuan AS dengan 'go to hell with your aid' menjadi konsekuensi logis pemihakan Indonesia pada US.

Contoh lain bisa dilihat pada pembangunan Stadion Sukarno Hatta. Stadion olah raga itu dibuat dengan bantuan US. Pada masa itu, dukungan militer US menyebabkan Indonesia memiliki armada perang laut terkuat di Asia Tenggara. Armada laut itu dipakai untuk membendung kembalinya Belanda dalam perang Trikora.

Penolakan kepada AS dan penentangan Indonesia terhadap neo-kolonialisme Barat bahkan diwujudkan dengan keluarnya Indonesia dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Masig banyak contoh lain yang pada intinya menunjukkan bahwa pemihakan kepada blok Timur itu mensyaratkan kesetiaan hampir penuh. Hampir tidak mungkin pada masa itu, Indonesia bermain mata dengan AS.

Begitu pula setelah Sukarno dilengserkan dan pemerintahan Suharto berkuasa hingga 1998. Di hampir seluruh jangka waktu itu, Indonesia berbalik mendukung AS dan sekutunya.

Dengan cara itu, pemerintahan Suharto juga mendapatkan dukungan ekonomi dan politik AS dalam menantang posisi global US di Asia Tenggara. Pemihakan keoada salah satu negara besar (AS atau US) dan konsekuensinya juga dilakukan negara-negara lain, termasuk di Asia Tenggara.

Akibat kedekatan RI dengan AS, maka, Suharto meminimalkan hubungan dengan Uni Soviet (yang dilanjutkan Rusia). Kedutaan dan Duta Besar US di Jakarta masih ada, walaupun terjadi pergantian pemerintahan yang didukung AS di Indonesia.

Bahkan, RI membekukan hubungannya dengan China pada 1 Oktober 1967. Pada 1989, pemerintah RI melakukan normalisasi hubungan bilateral dengan RRC.

Bebas-aktif dan tidak memihak
Situasi internasional sudah sangat berbeda pada masa pemerintahan Jokowi berkuasa. Persaingan global, sifat kekuatan AS dan Rusia, kemunculan Cina sebagai kekuatan ekonomi dan militer di kawasan Asia juga sangat berbeda.

Persaingan AS dan Rusia tidak lagi bersifat global, namun hanya terbatas di kawasan Atlantik. Bentuk nyata persaingan itu adalah perang Rusia melawan Ukraina yang dibantu AS dan NATO.

Di Asia, AS lebih memperhatikan kekuatan China. Sedangkan, kekuatan Rusia sudah melemah secara signifikan di Asia. Setelah US  bangkrut, Rusia tidak terlalu menjadikan Asia sebagai wilayah pengaruhnya, seperti pada masa US.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun