Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ingin Berlibur Nyaman, Tanpa Macet? Pilihlah Quality Tourism

31 Desember 2022   20:40 Diperbarui: 31 Desember 2022   21:05 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisatawan kuantitas seharusnya menikmati kemacetan dan keramaian. Semakin macet dan ramai sebuah daerah wisata itu makin instagramable. Kemacetab itu bisa menjadi cerita bahkan menjadi status (sosial) di media sosialnya.

Bahkan banjir juga bisa menjadi bagian dari quantity tourism. Banjir adalah konsekuensi logis yang harus diterima pelancong ini karena amat bergantung pada infrastruktur pemerintah.

Pada dasarnya, turisme ini berbasis pada massa. Akibatnya, tempat-tempat wisata yang memakai konsep massa ini menjadi aneh jika dalam suasana sepi. 

Selain macet, liburan kuantitas juga bisa saja tidak mengenal cuaca ekstrim. Prediksi hujan di hampir seluruh wilayah di Indonesia tidak melunakkan hasrat mereka jalan-jalan ke luar rumah.

Kota-kota wisata atau daerah-daerah wisata dipastikan macet lebih. Kemacetan panjang biasanya terjadi di jalan-jalan menuju daerah wisata atau kota atau di lampu-lampu merah (bangjo). Jalan Kaliurang, jalan Parangtritis, jalan Wates, jalan Magelang, jalan Imogiri, daerah Kotagede menjadi kawasan padat merayap di masa liburan.

Kawasan itu memang banyak menawarkan wisata kuantitas. Namun demikian, anda juga bisa menemukan daerah-daerah sepi di dalam kawasan itu. Tidak benar-benar eksklusif, seperti  di pulau tertentu, namun suasana desa Yogyakarta masih bisa dinikmati.

Pemisahan antara turisme kuantitas dan kualitas tentu saja tidak saklek atau kaku. Perbedaan itu juga tidak menafikan kemungkinan campuran di antara keduanya. Anda juga bisa penganut kedua bentuk turisme itu, walau condong ke kuantitas atau sebaliknya.

Dengan dua varian turisme itu dan campurannya diharapkan ada kesadaran. Pelaku wisata, khususnya pelancong, bisa memahami kondisi daerah wisata yang selalu macet di musim liburan, termasuk masa liburan Nataru ini.

Dengan cara itu, wisatawan bisa bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan obyek wisata yang kunjungi. Menjadi responsible tourist atau pelancong yang bertanggung jawab bisa dipakai sebagai tujuan akhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun